"Allah akan menolong seorang hambanya, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya" (HR. Muslim)

BAIK vs BURUK




Dalam diri manusia ada dua kekuatan baik dan dua kekuatan buruk. Dua yg baik ialah Akal dan Malaikat Mulhim yg bertugas memberi ilham. Dan dua yg jahat ialah Hawa Nafsu dan Syetan yg jadi Qorin (pendamping) manusia.

Akal dibantu Malaikat Mulhim akan bertempur sengit melawan Hawa Nafsu yg dibantu Syetan Qorin. Krnnya, utk memberi kekuatan lebih kepada Akal agar menang melawan Hawa Nafsu, maka Akal harus diberi tambahan amunisi berupa Ilmu dan Dzikir. Saat Akal berhasil menguasai Hawa Nafsu, maka Iman akan mengusir Kekafiran, dan Taqwa akan menggusur Kedurhakaan.

(Disarikan dari Nasihat Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin).

Dzikir Tahlil Syamsi Syumus Al Imam Al Qutb Al Arifbillah Al Habib Abdullah bin Abubakar Al 'Aydrus Al Akbar

Dzikir Tahlil Syamsi Syumus Al Imam Al Qutb Al Arifbillah Al Habib Abdullah bin Abubakar Al 'Aydrus Al Akbar: Baca: LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAH 3x, lalu membaca: LAA ILAAHA ILLALLAAH 360x, dan ditutup membaca LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAH 3x, ShALLALLAAHU 'ALAIHI WA 'AALIHI WA SALLAM 1x. sebelum membaca agar mengirimkan Alfatihah untuk beliau: ALFATIHAH ILAA RUUHI AL IMAM AL HABIB ABDULLAH BIN ABUBAKAR AL 'AYDRUS AL AKBAR WA UShUULIHI WA FURUU'IHI WA JAMII'IS SILSILAH AL 'AYDARUSIYYAH WA ILAA HADhROTIN NABI, ALFATIHAH. dibacanya setiap hari, boleh malam hari atau siang hari, asalkan sekali baca, tidak boleh terhenti, jadi siapkan waktu dalam membacanya agar tidak ada yang mengganggu, saat membacanya fokus di hati pada kalimat ILLALLAAH, boleh dengan gerakan kepala, boleh dibaca di hati, boleh juga dengan lisan dan hati, tetapi yang utama di bacanya dengan lisan dan hati, dengan sedikit bersuara bisa terdengar ditelinganya (tidak terlalu keras membacanya), membacanya tidak terburu-buru (jangan terlalu cepat, membacanya seperti acara tahlillan).

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan dzikir tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, yang dzikir tersebut sambung-menyambung sanadnya sampai ke Al Imam Al Habib Abdullah bin Abubakar Al 'Aydrus Al Akbar, dan wajib untuk mengamalkan setiap hari dan seterusnya bagi yang mengaku sebagai murid alfaqir, semua boleh mengambil ilmu dari alfaqir tetapi tidak semua menjadi murid alfaqir dan di aku murid sama alfaqir, jadi yang mau di akui jadi murid dan yang merasa murid alfaqir wajib mengamalkan dzikir tersebut setiap hari dan seterusnya (sampai mati). Dzikir tersebut adalah salah satu dzikir amalan Tarekat Al 'Aydrusiyyah (Al Imam Al Qutb Al Habib Abdullah bin Abubakar Al 'Aydrus Al Akbar). InsyaAllah yang mengamalkan dengan istiqomah akan banyak mendapat manfaat, dan insyaAllah akan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah, yang matinya dapat mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH. Aamiin.

Adab Anak Terhadap Ibu Dan Bapak.

ayah dan ibu

Al-Imam Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali di dalam kitab Bidayatul Hidayah mengatakan
Ada sepuluh perkara adab anak terhadap ibu bapak, yaitu :
1. Mendengar dan patuh kepada perkataan ibu dan bapaknya, serta segala apa yang disuruh oleh ibu bapaknya wajib diterima dan haram ditolaknya, kecuali apa yang dilarang didalam agama maka harus dihindari dengan berbicara secara sopan santun kepadanya.
2. Berdiri jika ibu dan bapak berdiri karena mengtakzimkannya.
3. Jangan berjalan di hadapan ibu bapaknya.
4. Jangan meninggikan suara melebihi suara ibu dan bapaknya.
5. Apabila ibu dan bapak memanggil hendaklah dijawab dengan kalimat yang sopan, yang mengesankan penghormatan seperti : labbaik atau na'am, jika dengan bahasa arab.
6. Bersungguh-sungguh dalam menuntut keridhaan orang tua dengan perkataan atau perbuatan serta merendahkan diri.
7. Berbuat kebajikanlah kepada ibu dan bapak dengan pekerjaan atau ucapan.
8. Jangan memandang kepada ibu dan bapak dengan pandangan yang menyakitkan atau membikin mereka marah.
9. Jangan bermuka masam di hadapan kedua orang tua karena akan membuat keduanya marah.
10. Jangan pergi sebelum mendapat izin dari keduanya kecuali jika berpergiannya untuk berangkat haji yang fardhu ain, maka tidak usah untuk minta izin, tetapi sunnat belaka (disunnat untuk minta izin). Apabila menjalankan haji sunnat (haji ke 2, 3, dst) maka harus minta izin kepada keduanya, demikian juga pergi untuk berziarah ke makam anbiya', aulia atau untuk menuntul ilmu.

◦⌣̊┈̥-̶̯͡·̵̭̌✽̤̥̈̊ The day of Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam @>--



Suatu ketika Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah2 sendi2 pada tubuh Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bergeser antara satu sama lain.

Umar bin Khatab ra yg tidak tahan melihat keadaan baginda itu, langsung bertanya setelah selesai sholat,
”Ya Rasulullah, kami melihat seolah2 tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?”

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menjawab,
”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.”
Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah2 sendi2 bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…”

Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam pun mengangkat jubahnya.

Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar.
Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi2 halus setiap kali tubuh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bergerak.

Umar ra memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?”

Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?”

Para sahabat hanya tertegun. Rasul shollallahu 'alaihi wasallam pun melanjutkan,
”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini.. lebih2 lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak."

SENYUM




Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits Ra., pernah menuturkan tentang Rasulullah Saw.: “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Saw.” (HR. at-Tirmidzi).

Suatu ketika, seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya kepada Rasulullah Saw.: “Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?”

Rasulullah Saw. bersabda: “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR. at-Tirmidzi dari Abu Dzar Ra.).

Rasulullah Saw. bersabda: “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR. at-Trimidzi, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).

Rasulullah Saw. bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR. Muslim).

Do'a Dapat Jodoh






Doa bagi laki2 yang berharap jodoh :

ROBBI HABLII MIILANDUNKA ZAUJATAN THOYYIBAH AKHTUBUHA WA ATAZAWWAJ BIHA WATAKUNA SHOIHIBATAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH

artinya : Ya Robb berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat.

Doa bagi wanita yang berharap jodoh :

ROBBI HABLII MIN LADUNKA ZAUJAN THOYYIBAN WAYAKUUNA SHOHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH,

artinya : Ya Robb berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat.

IQRO' terhadap Alam "




Bismillahir Rohmaanir Rohiim

“Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
QS Adz-Dzariyat ayat 20-21:

Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”

Kalimat yang bernada bertanya ini tidak lain adalah perintah agar kita memperhatikan ayat-ayat-Nya yang berupa segala yang ada di bumi dan juga yang ada pada diri kita masing-masing.

Inilah ayat-ayat Allah dalam bentuk alam semesta (ath-thabi’ah, nature).

Dalam QS Yusuf ayat 109, Allah berfirman:

Bismillahir Rohmaanir Rohiim

Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka?”

Perhatikanlah sejarah dan ihwal manusia (at-tarikh wal-basyariyah..
Karena itu semua termasuk ayat ayat Allah Ta'ala yg terbentang di Alam....

apa yang harus kita lakukan terhadap ayat-ayat tersebut ?

jawabannya ternyata hanya satu kata: iqra’ (bacalah), dan inilah perintah yang pertama kali Allah turunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam....

Jadi, IQRO' bukan hanya di tafsirkan membaca al Qur'an saja, namun kita di perintahkan untuk mbaca Alam di sekitar kita terutama apa yg ada pada diri kita sendiri...

Bismillahir Rohmaanir Rohiim

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al-‘Alaq: 1-5)

Lalu bagaimana kita membaca ayat-ayat Allah? Jawabannya ada pada dua kata: tadabbur dan tafakkur.

Tadabbur terhadap bacaan al Qur'an dengan bacaan yg betul dan memperhatikan maknanya,

Tafakur terhadap ayat ayat Allah Ta'ala di sekitar kita sebagai salah satu sifat orang-orang yang berakal (ulul albab)

Dalam QS Ali ‘Imran ayat 190 – 191, Allah berfirman:

Bismillahir Rohmaanir Rohiim

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang penciptaan langit dan bumi (lalu berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Tujuan utama dan pertama kita membaca ayat-ayat Allah pada sekitar kita terutama pd diri kita sendiri adalah agar kita semakin mengenal Allah (ma’rifatullah).

Dan ketika kita telah mengenal Allah dengan baik, secara otomatis kita akan semakin takut, semakin beriman, dan semakin bertakwa kepada-Nya.

Karena itu, indikasi bahwa kita telah membaca ayat-ayat Allah dengan baik adalah meningkatnya keimanan, ketakwaan, dan rasa takut kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan yang semestinya terjadi pada diri kita setelah kita membaca ayat-ayat Allah yg tersebar di sekitar kita adalah sebagaimana firman Allah berikut ini:

Bismillahir Rohmaanir Rohiim

Dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang penciptaan langit dan bumi (lalu berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali ‘Imran: 191)

Ketika kita Iqro terhadap ayat ayat Allah Ta'ala yg tersebar di skitar kita, maka kita bersahabat dengan Allam...

"Sikap buruk merusak perbuatan baik, seperti cuka merusak madu"

 
Free Web Hosting | Top Web Hosting | Great HTML Templates from easytemplates.com.