"Allah akan menolong seorang hambanya, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya" (HR. Muslim)
Tampilkan postingan dengan label teladan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label teladan. Tampilkan semua postingan

Dzikir Tahlil Syamsi Syumus Al Imam Al Qutb Al Arifbillah Al Habib Abdullah bin Abubakar Al 'Aydrus Al Akbar

Dzikir Tahlil Syamsi Syumus Al Imam Al Qutb Al Arifbillah Al Habib Abdullah bin Abubakar Al 'Aydrus Al Akbar: Baca: LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAH 3x, lalu membaca: LAA ILAAHA ILLALLAAH 360x, dan ditutup membaca LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAH 3x, ShALLALLAAHU 'ALAIHI WA 'AALIHI WA SALLAM 1x. sebelum membaca agar mengirimkan Alfatihah untuk beliau: ALFATIHAH ILAA RUUHI AL IMAM AL HABIB ABDULLAH BIN ABUBAKAR AL 'AYDRUS AL AKBAR WA UShUULIHI WA FURUU'IHI WA JAMII'IS SILSILAH AL 'AYDARUSIYYAH WA ILAA HADhROTIN NABI, ALFATIHAH. dibacanya setiap hari, boleh malam hari atau siang hari, asalkan sekali baca, tidak boleh terhenti, jadi siapkan waktu dalam membacanya agar tidak ada yang mengganggu, saat membacanya fokus di hati pada kalimat ILLALLAAH, boleh dengan gerakan kepala, boleh dibaca di hati, boleh juga dengan lisan dan hati, tetapi yang utama di bacanya dengan lisan dan hati, dengan sedikit bersuara bisa terdengar ditelinganya (tidak terlalu keras membacanya), membacanya tidak terburu-buru (jangan terlalu cepat, membacanya seperti acara tahlillan).

Alfaqir (Habib Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus) ijazahkan dzikir tersebut diatas bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, yang dzikir tersebut sambung-menyambung sanadnya sampai ke Al Imam Al Habib Abdullah bin Abubakar Al 'Aydrus Al Akbar, dan wajib untuk mengamalkan setiap hari dan seterusnya bagi yang mengaku sebagai murid alfaqir, semua boleh mengambil ilmu dari alfaqir tetapi tidak semua menjadi murid alfaqir dan di aku murid sama alfaqir, jadi yang mau di akui jadi murid dan yang merasa murid alfaqir wajib mengamalkan dzikir tersebut setiap hari dan seterusnya (sampai mati). Dzikir tersebut adalah salah satu dzikir amalan Tarekat Al 'Aydrusiyyah (Al Imam Al Qutb Al Habib Abdullah bin Abubakar Al 'Aydrus Al Akbar). InsyaAllah yang mengamalkan dengan istiqomah akan banyak mendapat manfaat, dan insyaAllah akan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah, yang matinya dapat mengucap LAA ILAAHA ILLALLAAH. Aamiin.

Adab Anak Terhadap Ibu Dan Bapak.

ayah dan ibu

Al-Imam Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali di dalam kitab Bidayatul Hidayah mengatakan
Ada sepuluh perkara adab anak terhadap ibu bapak, yaitu :
1. Mendengar dan patuh kepada perkataan ibu dan bapaknya, serta segala apa yang disuruh oleh ibu bapaknya wajib diterima dan haram ditolaknya, kecuali apa yang dilarang didalam agama maka harus dihindari dengan berbicara secara sopan santun kepadanya.
2. Berdiri jika ibu dan bapak berdiri karena mengtakzimkannya.
3. Jangan berjalan di hadapan ibu bapaknya.
4. Jangan meninggikan suara melebihi suara ibu dan bapaknya.
5. Apabila ibu dan bapak memanggil hendaklah dijawab dengan kalimat yang sopan, yang mengesankan penghormatan seperti : labbaik atau na'am, jika dengan bahasa arab.
6. Bersungguh-sungguh dalam menuntut keridhaan orang tua dengan perkataan atau perbuatan serta merendahkan diri.
7. Berbuat kebajikanlah kepada ibu dan bapak dengan pekerjaan atau ucapan.
8. Jangan memandang kepada ibu dan bapak dengan pandangan yang menyakitkan atau membikin mereka marah.
9. Jangan bermuka masam di hadapan kedua orang tua karena akan membuat keduanya marah.
10. Jangan pergi sebelum mendapat izin dari keduanya kecuali jika berpergiannya untuk berangkat haji yang fardhu ain, maka tidak usah untuk minta izin, tetapi sunnat belaka (disunnat untuk minta izin). Apabila menjalankan haji sunnat (haji ke 2, 3, dst) maka harus minta izin kepada keduanya, demikian juga pergi untuk berziarah ke makam anbiya', aulia atau untuk menuntul ilmu.

◦⌣̊┈̥-̶̯͡·̵̭̌✽̤̥̈̊ The day of Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam @>--



Suatu ketika Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah2 sendi2 pada tubuh Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bergeser antara satu sama lain.

Umar bin Khatab ra yg tidak tahan melihat keadaan baginda itu, langsung bertanya setelah selesai sholat,
”Ya Rasulullah, kami melihat seolah2 tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?”

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menjawab,
”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.”
Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah2 sendi2 bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…”

Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam pun mengangkat jubahnya.

Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar.
Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi2 halus setiap kali tubuh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bergerak.

Umar ra memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?”

Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?”

Para sahabat hanya tertegun. Rasul shollallahu 'alaihi wasallam pun melanjutkan,
”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini.. lebih2 lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak."

SENYUM




Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits Ra., pernah menuturkan tentang Rasulullah Saw.: “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Saw.” (HR. at-Tirmidzi).

Suatu ketika, seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya kepada Rasulullah Saw.: “Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?”

Rasulullah Saw. bersabda: “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR. at-Tirmidzi dari Abu Dzar Ra.).

Rasulullah Saw. bersabda: “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR. at-Trimidzi, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).

Rasulullah Saw. bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR. Muslim).

Do'a Dapat Jodoh






Doa bagi laki2 yang berharap jodoh :

ROBBI HABLII MIILANDUNKA ZAUJATAN THOYYIBAH AKHTUBUHA WA ATAZAWWAJ BIHA WATAKUNA SHOIHIBATAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH

artinya : Ya Robb berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat.

Doa bagi wanita yang berharap jodoh :

ROBBI HABLII MIN LADUNKA ZAUJAN THOYYIBAN WAYAKUUNA SHOHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH,

artinya : Ya Robb berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat.

Sholat Istisqo yg membawa Hidayah

Satu saat , ada sekumpulan orang yang tengah mengadakan upacara pengorbanan. 

Dalam upacara itu sang Dukun yang memimpin upacara telah siap menghujamkan sebilah pisau ke dada gadis cantik yang dijadikan persembahan bagi Dewa Hujan.

Kekeringan hebat yang menyengsarakan penduduk dusun itu telah berjalan terlalu lama. Gadis itu adalah gadis ketiga yang dipersembahkan ke altar eksekusi setelah yang dua lainnya belum juga membuat hujan turun dari langit.

Dari kejauhan Syekh Malik Ibrahim berteriak lantang mencegah praktik kesyirikan itu, tetapi terlambat, ujung pisau telah sampai ke dada si gadis malang, namun keajaiban terjadi, pisau itu tak mampu menembus dadanya. Si dukun merasa ada kekuatan gaib yang menghadang tenaganya menakan pisau ke dada. Sampai kemudian si dukun terlempar jauh.

Tahulah si dukun setelah Syekh Malik mendekat, dan kejadian itu adalah ulah laki-laki asing yang berdiri didepannya. Dengan rasa marah menggumpal, si dukun menanyakan kenapa Syekh Malik menghalangi pelaksanaan upacara itu.

“Sudah berapa gadis yang dikorbankan?” tanya Syekh Malik. “Dua,” jawab si dukun itu. “Apakah setelah dua nyawa itu melayang, hujan turun?” tanya Syekh Malik lagi.

Si dukun terdiam. Memang setelah dua persembahan lalu, Dewa Hujan belum juga bermurah hati menurunkan airnya. Tetapi ia meyakini setelah yang ketiga ini, Dewa Hujan akan mengabulkan permohonannya, yang juga merupakan permohonan semua penduduk dusun itu.

Sesaat setelah menyadari kondisi yang dialami penduduk, Syekh Malik berujar, “Bila hujan dapat turun, masihkah kalian akan mengorbankan gadis ini?”.

“Yang kami inginkan adalah hujan, tuan. Jika hujan turun, kami akan bebaskan gadis itu,” ujar seorang penduduk.

Syekh Malik lalu menjalankan shalat sunnah minta hujan, Shalat Istisqa’. Keikhlasan dan ketaqwaannya yang tinggi membuat shalat itu menemui makbulnya. Hujan turun dengan deras, mengakhiri kekeringan dari tanah dusun tersebut.

Orang-orang yang menyaksikan itu menjadi takjub dan tak kepalang gembiranya. Mereka serentak bersujud seperti menyadari bahwa Syekh Malik adalah seorang dewa. Tetapi Syekh Malik segera mencegah dan menyuruh mereka bangkit. Dengan lembut ia menjelaskan semua adalah berkat keagungan Allah, Tuhan yang sebenarnya, Tuhan yang tidak mereka kenal.

Dengan sebab takjub dan mendapat pencerahan dari sebuah tanda kebesaran Allah yang baru lewat tadi, orang-orang itu menyatakan ketertarikannya pada Islam.

Mereka ingin memeluk Islam dan belajar mengenai ajarannya

.Syekh Maulana Malik Ibrahim
dikenal dg Syekh Maghribi, yang berarti “guru dari Barat”.


Ayahnya adalah Barebat Zainul Alam, seorang ulama.

Konon ayahnya inilah yang menitahkan Syekh Malik agar menyebarkan agama Islam di Jawa yang waktu itu pemerintah dipegang oleh Majapahit.

Stamford Raffle, yang menjadi Gubernur Jenderal Inggris untuk Jawa (1781-1826) menulis dalam bukunya, History of Java, bahwa Syekh Malik adalah keturunan Sahabat Nabi, Ali Bin Abi Thalib. Dituliskannya bahwa Syekh Malik adalah keturunan yang ke-16.

Tiba di Gresik Syekh Malik kemudian juga dikenal sebagai SUNAN GRESIK ...

Di sana ia mulai melancarkan dakwahnya.
Kedatangannya menyebarkan kesejukan bagi penduduk desa itu.

Tak pernah tangannya berat untuk menolong orang. Ia juga mempunyai kepandaian mengobati berbagai penyakit.

Demikianlah Syekh Malik benar-benar menjadi GURU bagi rakyat.

Tahun 1419 M, wali songo nomor satu ini wafat.

Ajarannya di kemudian hari dilanjutkan oleh sunan-sunan lain sampai Islam dengan kalimat Allah-nya benar-benar tegak di tamah JAWA dan sekitarnya.....

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيه وَ عَلَىآلِهِ وَ أَصْحَابِه

Kalam Habib Umar Bin Hafidz


Jika semua perbuatan baik Anda ditempatkan di salah satu sisi timbangan dan satu sholawat dari Allāh ditempatkan di sisi lain, sholawat dari Allāh akan lebih besar daripada semua amal baikmu. Amal baik anda tidak dapat dibandingkan dengan tindakan Tuhan semesta alam. Bahkan tidak hanya amalan Anda, tetapi semua tindakan yang baik dari seluruh ciptaan dari zaman Adam sampai hari kiamat ditempatkan pada salah satu sisi timbangan dan satu sholawat dari Tuhan semesta alam ditempatkan di sisi lain, sholawat dari Allāh akan lebih besar daripada semua amal baik tersebut. Itu adalah satu sholawat dari Allah. Bagaimana kalau sekitar sepuluh sholawat yang Allāh anugerahkan pada kita dalam pertukaran untuk satu sholawat yang kita ucapkan untuk Nabi Muḥammad (semoga Allah memberkatinya dan memberinya damai)?
Sholawat untuk Nabi gubahan habib Ali Bin Muhammad Bin Husein AlHabsyi (simtudduroor)
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللَّهِ، عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللَّهِ، صَلاةً وَسَلامًا دائِمَيْنِ بِدَوَامِ
مُلْكِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
اللَّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ و بَارِكْ على سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ أَوَّلِ مُتَلَقٍّ لِفَيْضِكَ الأَوَّل، وأَكْرَمِ حَبِيبٍ تَفَضَّلْتَ عَلَيْهِ فَتَفَضَّلَ و
على آلِهِ و صَحْبِهِ و تَابِعِيهِ و حِزْبِهِ ما دَامَ تَلَقِّيِهِ مِنْكَ و تَرَقِّيِهِ إِلَيْكَ و إِقْبالُكَ عَلَيْهِ و إِقْبَالُهُ عَلَيْكَ و شُهُودُهُ لَكَ و
انْطِراحُهُ لَدَيْكَ صَلاةً نَشْهَدُكَ بِها مِنْ مِرَآتِهِ و نَصِلُ بِها إلى حَضْرَتِكَ مِنْ حَضْرَةِ ذاتِهِ قائِمِينَ لَكَ و لَهُ بِالأَدَبِ
الوَافِرِ مَغْمُورينَ مِنْكَ ومِنْهُ بِالمَدِدِ البَاطِنِ و الظَّاهِرِ.
Ket. Foto, habib Umar berada di ruangan tempat Habib Ali menyusun Simtudduroor dan semua tulisannya..

Jangan menjadi orang tua yang bengis dan otoriter


Baru diberi kekuasaan sedikit bagai seorang Raja dan Ratu di Rumahnya, mengapa memerintah dengan bengis ? Lantas menganiaya anaknya sendiri ketika mereka bersalah.

Cacian dan pukulan melayang, serta cubitan keras hingga biru menghiasi sekujur tubuh anak.

Dimana Rasa Kasih sayangmu wahai orang tua ?

Sedangkan Allah Subhanahu wata'ala yang Maha Kuasa, memiliki sifat Rahman danRahim

Bahkan, Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wasallam diutus untuk menyebarkan Cinta /
Rahmat (kasih sayang) dan ajaran Islam di sebar dengan Cinta / Rahmat / Kasih sayang pula

Ingatlah !
Allah Ta'ala akan mencabut sifat belas kasih apabila orangtua tidak menyayangi anak anaknya.

Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tiada kuasa aku (menolong kamu) jika Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu." (HR Bukhari)

Setiap orangtua wajib memberikan rasa cinta yang tulus pada anak-anaknya....

Jangan menjadi orang tua yang bengis , kejam dan Otoriter,
Dan jangan pula lemah dalam mendidik ,
artinya semua nafsu anak diumbar.

Anak anak kandung adalah generasi penerus kita, mereka lahir bukan atas kehendaknya.

Mereka adalah amanah Allah Ta'ala yg harus dijaga dan di didik dengan penuh kasih sayang,
Doa mereka untuk ke dua orang tuanya, sampai ke Alam Bardzah....

Apabila mereka dididik menjadi anak sholih maka ke dua orang tuanya di akhirat kelak akan mendapatkan mahkota dari cahaya.
Ini berkat amalan anak anakmu yg meng amalkan al Qur'an.

عن معاد الجهني رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " من قرأ القرآن وعمل بما فيه ألبس والداه تاجا يوم القيامة ضوءه أحسن من ضوء الشمس فى نيوت الذنيا لوكانت فيكم فما ضنكم بإلذي عمل بهذا

Dari Mu'adz Al-Juhanni R.A berkata:
Rosulullah shola allahu 'alaihi wasalam bersabda

" Barangsiapa membaca Al-qur'an dan mengamalkan apa yang terkandung didalamnya,
maka kedua orangtuanya akan dikenakan Mahkota pada hari kiamat yang cahayanya melebihi cahaya matahari seandainya ada didalam rumah-rumah kalian didunia ini, maka bagaimanakah perkiraanmu mengenai orang yang mengamalkannya ???".
(H.R. Ahmad, Abu Dawud - At-Targhib)

Hai Para Orang Tua,
Akan kau bawa kemanakah anak anakmu itu ?

Berlemah lembutlah pada mereka,
Dan berikan mereka kasih sayang yang penuh dan jangan membonsai kasih pada mereka sehingga mereka menjadi liar karena kurang kasih sayang orang Tua....

Mereka bagai kertas putih , orang tuanyalah yang menjadikan mereka , Majusi, Yahudi, Nasrani

maka yang bertanggung jawab penuh terhadap perilaku si anak adalah orang tua sebagaimana dalam hadits Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam

"Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya lah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi."
(HR.Bukhari).

Belajar dari TANAH yg Tetap MULIA Meski Dihina






Bismillah.....

Lihatlah Tanah.
Tanah selalu bertempat di bawah kaki, bahkan selalu di injak injak SEMUA MakhlukNYA,
Bahkan pd tanahlah orang membuang Sampah,
Pada Tanah pula tempat menanam semua bangkai mayat .

Tanah selalu Tawadhu , meski di takdirkan terhina krn selalu di injak injak dan diludahi...

namun ALLAH TA'ALA MEMULIAKAN tanah sbg bahan pembuatan makhluk Mulia bahkan lebih Mulia dari Malaikat yaitu MANUSIA, ...yang di sanalah mengalir NUR Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yg diMULIAKAN ALLAH TA'ALA sebagai KEKASIH ALLAH TA"ALA...

Dari Tanah kita belajar Tawadhu dan tidak sombong.

Tanah meski nampak Hina dan kotor, namun ia di MULIAKANNYA dg diamanahkanNYA sebagai tempat tumbuh aneka warna warni bunga cantik dan harum,
Tempat aneka Tanaman ,Buah, Padi padian, Gandum, dan Sayuran yg semua dimanfaatkan MakhlukNYA ...

Dari Tanah kita dapat Belajar Ikhlas bahkan membuang Dendam .

Bukankah Dendam yg di simpan di hati bagaikan menyimpan sampah dan Bangkai yg membusuk ?

Maka dari Tanah kita dapat belajar bagaimana menetralkan berbagai macam bau busuk seperti
BANGKAI dan SAMPAH,....

Jika dari Tanah kita belajar Tawadhu, maka Tawadhu yang Tulus akan selalu menghasilkan manfaat dan Barokah bagi seluruh Alam....

Jika Tanah dapat menyimpan kekayaan Alam yg terpendam di dalamnya, seperti Danau yg sejuk, Emas, Bebatuan perhiasan Intan Berlian, Batu Zamrud, Aqik dll,
Bahkan dapat menyimpan kekayaan Alam lain yang indah....
Maka di Hati lah terletak Kekayaan Sejati yang sesungguhnya.....

Jika Tanah dipakai Tempat Sujud,
Maka Hati kita pun dapat dipakai tempat untuk Sujud dan dapat pula di ibaratkan sebagai Bait Allah Ta'ala ketika hati ber Tawaf pdNYA (Dzikir)

Subhanallah...
Allahu Akbar...
Alhamdulillah.....

Shollu 'alan Nabiiy Shollallahu 'alaihi wasallam
((Mutiara Qolbu))

TEORI SAPU LIDI













 


Wahai Saudaraku ... , bersatulah ! Jangan sekali-kali berpecah belah !!

Ingat : Sapu Lidi jika sebatang, maka anak kecil sekali pun dengan mudah bisa mematahkannya. Namun jika Sapu Lidi sudah seikat, maka orang dewasa sebesar dan sekuat apa pun tetap tak akan mampu mematahkannya.

Selain itu, jika Sapu Lidi sebatang, maka tak akan mampu menyingkirkan seonggok sampah, bahkan bukan sampah yang tergusur, justrru Sapu Lidinya yang hancur.

Namun jika Sapu Lidi sudah seikat, maka seonggok sampah dengan mudah bisa disingkirkan.

Begitu juga perjuangan :

Jika Umat Islam berjuang sendiri-sendiri, maka musuh sekecil dan selemah apa pun bisa dengan mudah mematahkan perjuangan Kaum Muslimin.

Namun jika Umat Islam berjuang bersama bersatu padu, maka musuh sebesar dan sekuat apa pun tak akan mudah, bahkan tak akan mampu, untuk mematahkan perjuangan Kaum Muslimin.

Selain itu, jika Umat Islam berjuang sendiri-sendiri, maka tak akan mampu menyingkirkan Sampah Ma'siat di tengah masyarakat, bahkan bisa jadi bukan ma'siatnya yang tergusur, justeru perjuangannya yang bisa hancur.

Namun jika Umat Islam berjuang bersama bersatu padu, maka niscaya dengan mudah bisa menyingkirkan Sampah Ma'siat dari tengah masyarakat.

Habib Muhammad Rizieq Syihab (Imam Besar Front Pembela Islam)

Singa yang Liar Tunduk Patuh Kepada Habib Umar Al-Hafidz

[perjalanan dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz ke pedalaman Afrika] 

Foto: [perjalanan dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz ke pedalaman Afrika] Singa yang Liar Tunduk Patuh Kepada Habib Umar Al-Hafidz
------------------------------------------------------------------------------->
*Dikutip  dari tulisan KH. Mukhlas Noer (Ketua Ponpes Lirboyo Kediri). Kisah ini juga pernah disinggung oleh almarhum al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa*

---> Dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz di Afrika Dihadang oleh Singa <---

Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis.

Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.

Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat. 

Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari mangsa di saat malam tiba.

Al-Habib Umar pun keluar dari mobil yang ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta al-Habib Umar memerintahkan seseorang untuk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan untuk membaca Maulid al-Habsyi (Simthud Durar).

Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yang berjaga di pos itu beragama Kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.

Setelah pembacaan maulid selesai, al-Habib Umar mendapat isyarat untuk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha untuk mencegahnya, tapi al-Habib Umar bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif untuk mengikuti al-Habib Umar dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa-apa dengan al-Habib Umar dan rombongan.

Di tengah perjalanan hal yang dikhawatirkanpun terjadi. Di depan mobil yang ditumpangi oleh al-Habib Umar, muncul seekor singa. Ketika itu al-Habib Umar duduk di kursi depan. Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut. Walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dengan rombongan lain yang mulai menunjukkan rasa ketakutannya.

Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk al-Habib Umar, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. Al-Habib Umar pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. Lalu beliau berkata kepada supir: “Turunkan jendela ini!”    Supir pun menjawab dengan ketakutan: “Ya Habib, ini singa!”    Tapi al-Habib Umar tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut.

Kaca jendela pun diturunkan. Suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, al-Habib Umar mengajak bicara singa tersebut:

“Hai singa! Kami ini adalah utusan Rasulullah Saw.”

Kemudian al-Habib Umar mengambil sebuah pisang dan memberikannya kepada singa itu. Singa yang biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yang diberikan al-Habib Umar. Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk-anggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan al-Habib Umar dan rombongan.

Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian al-Habib Umar dan rombongan sampai ke tempat tujuan.   Setelah menyaksikan kejadian yang luar biasa itu, para polisi yang sebelumnya beragama Kristen itupun ingin mengikrarkan diri mereka untuk masuk agama Islam. Ternyata kejadian yang mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah Swt. yang ingin mengembalikan mereka ke dalam pelukan Islam.

Dikutip dari tulisan KH. Mukhlas Noer (Ketua Ponpes Lirboyo Kediri). Kisah ini juga pernah disinggung oleh almarhum al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa*

 Dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz di Afrika Dihadang oleh Singa
Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis.

Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.

Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat.

Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari mangsa di saat malam tiba.

Al-Habib Umar pun keluar dari mobil yang ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta al-Habib Umar memerintahkan seseorang untuk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan untuk membaca Maulid al-Habsyi (Simthud Durar).

Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yang berjaga di pos itu beragama Kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.

Setelah pembacaan maulid selesai, al-Habib Umar mendapat isyarat untuk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha untuk mencegahnya, tapi al-Habib Umar bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif untuk mengikuti al-Habib Umar dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa-apa dengan al-Habib Umar dan rombongan.

Di tengah perjalanan hal yang dikhawatirkanpun terjadi. Di depan mobil yang ditumpangi oleh al-Habib Umar, muncul seekor singa. Ketika itu al-Habib Umar duduk di kursi depan. Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut. Walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dengan rombongan lain yang mulai menunjukkan rasa ketakutannya.

Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk al-Habib Umar, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. Al-Habib Umar pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. Lalu beliau berkata kepada supir: “Turunkan jendela ini!” Supir pun menjawab dengan ketakutan: “Ya Habib, ini singa!” Tapi al-Habib Umar tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut.

Kaca jendela pun diturunkan. Suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, al-Habib Umar mengajak bicara singa tersebut:

“Hai singa! Kami ini adalah utusan Rasulullah Saw.”

Kemudian al-Habib Umar mengambil sebuah pisang dan memberikannya kepada singa itu. Singa yang biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yang diberikan al-Habib Umar. Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk-anggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan al-Habib Umar dan rombongan.

Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian al-Habib Umar dan rombongan sampai ke tempat tujuan. Setelah menyaksikan kejadian yang luar biasa itu, para polisi yang sebelumnya beragama Kristen itupun ingin mengikrarkan diri mereka untuk masuk agama Islam. Ternyata kejadian yang mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah Swt. yang ingin mengembalikan mereka ke dalam pelukan Islam.

Kisah Rekening Atas Nama Usman bin Affan RA

oleh : Taufik Rahman

Mungkin tak pernah terbayang oleh siapa pun, bila ada satu bank di
Saudi Arabia yang sampai saat ini menyimpan rekening atas nama
USMAN BIN AFFAN.
Apa kisah sebenarnya di balik pembangunan hotel 'Usman bin Affan Ra' yang saat ini sedang di bangun dekat Masjid Nabawi?
Apakah ada anak cucu keturunan Usman saat ini yang membangunnya atas nama moyang mereka.
Penasaran?
Ikuti kisahnya berikut ini. Barangkali kita dapat mengambil pelajaran.

Setelah hijrah, jumlah kaum Muslimin di Madinah semakin bertambah banyak. Salah satu kebutuhan dasar yang mendesak adalah ketersediaan air jernih. Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah Bi'ru Rumah, milik seorang Yahudi pelit dan oportunis. Dia hanya mau berbagi air sumurnya itu secara jual beli. Mengetahui hal itu,
Usman bin Affan mendatangi si Yahudi dan membeli 'setengah' air
sumur Rumah. Usman lalu mewakafkannya untuk keperluan kaum Muslimin.
Dengan semakin bertambahnya penduduk Muslim, kebutuhan akan
air jernih pun kian meningkat. Karena itu, Usman pun akhirnya membeli 'sisa' air sumur Rumah dengan harga keseluruhan 20.000
dirham (kl. Rp. 5 M). Untuk kali ini pun Usman kembali mewakafkannya untuk kaum Muslimin.

Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Usman bin Affan
terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun
nan luas. Kebun wakaf Usman dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniyah (Turki Usmani).
Setelah Kerajaan Saudi Arabia berdiri, perawatan berjalan semakin
baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma.
Kerajaan Saudi, melalui KementrianPertanian, mengelola hasil kebun wakaf Usman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.

Rekening atas nama Usman tersebut dipegang oleh Kementerian
Wakaf. Dengan begitu 'kekayaan' Usman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi.
Di atas tanah tersebut, saat ini tengah dibangun sebuah hotel berbintang lima dengan dana masih dari 'rekening' Usman.
Pembangunan hotel tersebut kini sudah masuk tahap akhir. Rencananya, hotel 'Usman bin Affan' tersebut akan disewakan kepada sebuah perusahaan pengelola hotel ternama.

Melalui kontrak sewa ini, income tahunan yang diperkirakan akan
diraih mencapai lebih 50 juta Riyal (lebih Rp. 150 M). Pengelolaan
penghasilan tersebut akan tetap sama. Separuhnya dibagikan
kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi
disimpan di 'rekening' Usman bin Affan.
Uniknya, tanah yang digunakan untuk membangun hotel tersebut
tercatat pada Dinas Tata Kota Madinah atas nama Usman bin Affan.
----------------------
itulah 'transaksi' Sahabat Rasulullah yaitu Usman bin Affan dengan Allah. Sebuah perdagangan di jalan Allah dan untuk Allah telah berlangsung selama lebih 1400 tahun.
Berapa 'keuntungan' pahala yang terus mengalir deras kedalam pundi-pundi kebaikan Usman bin Affan di sisi Allah Swt.

Saudaraku... hikmah lain dari kisah diatas betapa disiplinnya pihak
pengelola wakaf pemerintah Arab saudi, tidak merubah wakaf seseorang meskipun pewakaf sudah meninggal ribuan tahun sebelumnya, bahkan hasil dari tanah wakaf tersebutpun tetap digunakan sesuai peruntukannya dan tetap atas nama pewakaf.
Subhanalloh.


Kisah Bersedekah Ali bin Abi Thalib

Banyak orang yang bersedekah, tapi beranikah bersedekah dengan nominal yang lebih besar ? 
Pertanyaan ini yang sulit dijawab. Tapi kita perlu belajar juga dari kisah orang-orang yang berani bersedekah dengan nominal yang lebih besar. Salah satunya adalah Ali bin Abi Thalib. Ia memiliki kisah yang menakjubkan saat bersedekah.

Kisah sedekah Ali bin Abi Thalib ini bisa dibaca di dalam kitab al-Mawaaidz al-Ushfuuriyyah. Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad yang mendapat cerita dari ayahnya yang mendengar dari kakeknya mengenai perilaku Ali.

Suatu hari setelah pulang dari rumah Rasulullah, Ali melihat Fatimah sedang berdiri di teras rumah.

“Hai isteriku, apakah ada makanan hari ini untuk suamimu?” tanya Ali.

“Demi Allah, aku tak memiliki apa-apa kecuali uang enam dirham, hasil upah memintal bulu-bulu domba milik Salman al-Farisi. Dan aku berencana ingin membelikan makanan untuk Hasan dan Husain.”

“Biar aku saja yang membelikannya. Berikan uangnya kepadaku!”

Fatimah pun memberikan uang tersebut.

Ali pun bergegas pergi membeli makanan untuk kedua anaknya. Di tengah jalan, ia ketemu dengan seorang laki-laki yang berkata, “Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan Yang Selalu Menepati Janji.”

Ali pun memberikan uang enam dirham tersebut kepadanya. Kemudian pulang ke rumahnya dengan tangan kosong. Fatimah yang melihat Ali pulang dengan tangan hampa langsung menangis.

“Mengapa kamu menangis?”

“Kenapa kamu pulang tanpa membawa sesuatu? Ke mana uang yang enam dirham tadi?”

“Isteriku yang mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah.”

Mendengar jawaban Ali, Fatimah berhenti menangis dan gembira. “Sungguh! Aku mendukung tindakannmu!”

Lalu Ali pun keluar rumah karena ingin bertemu Rasulullah SAW. Di tengah jalan, ia disapa seorang laki-laki, “Hai Abu Hasan, maukah kau beli untaku?”

“Aku tak punya uang,” kata Ali

“Bayarnya belakangan saja.”

“Berapa?”

“Seratus dirham.”

“Baik. Kalau begitu aku beli.”

Setelah diberikan untanya kepada Ali, dan Ali pun ingin kembali pulang meletakkan untanya di sekitar ruamhnya. Di tengah perjalanan, ia disapa seorang laki-laki.

“Hai Abu Hasan, apakah unta tersebut akan kau jual?”

“Ya.”

“Berapa?”

“Tiga ratus dirham.”

“Ya, aku beli.”

Lalu orang tersebut membayarnya dengan kontan 300 dirham dan mengambil unta tersebut.

Ali pun bergegas pulang ke rumahnya. Fatima tersenyum melihat wajah Ali yang sumringah.

“Kelihatan begitu gembira, apa yang terjadi, suamiku?”

“Isteriku yang mulia, kubeli unta dengan bayar tempo seharga 100 dirham. Lalu kujual lagi 300 dirham dengan kontan.”

“Aku setuju.”

Setelah berdialog di rumahnya, Ali pamit kepada Fatimah mau menemui Rasulullah SAW di mesjid. Ketika masuk masjid, Nabi SAW tersenyum melihatnya.

“Hai Abu Hasan! Akan kau yang lebih dahulu cerita ataukah aku terlebih dahulu?”

“Anda saja yang cerita, ya Rasul,” jawab Ali.

“Tahukah kamu siapa yang menjual unta kepadamu dan siapa yang membelinya kembali?”

“Tidak. Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

“Berbahagialah Ali. Kamu telah meminjamkan enam dirham kepada Allah. Dan Allah memberimu 300 dirham. Tiap satu dirham mendapat ganti 50 dirham. Yang pertama datang kepadamu adalah Jibril dan yang terakhir datang adalah Mikail.”

Allahumma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad.



KISAH ASAL USUL BEKAS TAPAK KAKI NABI IBRAHIM A.S (MAQAM)

kurus, yang datangnya dari berbagai jalan (ceruk rantau) yang jauh." (surah al-Haj ayat 27).

Setelah itu Nabi Ibrahim naik ke gunung (Jabal) Abi Qubais satu gunung yang paling dekat dengan baitullah dan di sana beliau memanggil dengan nama Allah, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhan kamu telah membina satu rumah-Nya bagi kamu, oleh itu hendaklah kamu semua tunaikan haji di sana."
Nabi Ibrahim menyeru ke kanan dan ke kiri seolah-olah orang melaungkan azan. Allah S.W>T menyampaika seruan Nabi Ibrahim a.s pada setiap orang yang diciptakan dalam bacaan talbiah dan itulah pernyataan semua orang yang mengerjakan fardhu haji, kerana haji itu tidak akan sah tanpa talbiah.

Bacaan talbiah antara lainnya, "Labbaikallahhummalabbaik" yang bermakna, aku datang untuk menunaikan panggilan-Mu ya Allah.
Menunaikan haji adalah salah satu rukun Islam, oleh itu hendaklah kita menunaikannya apabila kita sudah mampu melaksanakannya. Banyak orang menunaikan haji, tetapi sekembali mereka dari menunaikan haji yang sangat menyedihkan ialah terdapat juga orang yang melakukan maksiat lebih teruk dari masa sebelum menunaikan haji. Oleh itu, hendaklah kita mulakan dengan sembahyang, puasa, zakat dan seterusnya menunaikan haji.

Kalau kita menunaikan haji tanpa mengerjakan sembahyang lima waktu maka sia-sia saja haji yang kita lakukan sebab ia tidak akan diterima oleh Allah S.W.T. Dan ini adalah salah satu punca mereka yang kembali dari menunaikan haji melakukan bermacam-macam maksiat.
Bagi mereka yang mendapat kenikmatan haji mereka ini tidak akan berani melakukan kerja-kerja yang dimurkai oleh Allah S.W.T sebaliknya mereka akan berusaha untuk menjadi muslim yang sempurna. Tanpa mengerjakan sembahyang, maka semua kerja-kerja yang berbentuk amal, sedekah, zakat dan sebagainya semuanya itu tidak akan diterima oleh Allah S.W.T.

KAIN KAFAN DARIPADA RASULULLAH S.A.W

Seorang wanita datang kepada Rasulullah S.A.W. Ia menyerahkan kain yang ditenunnya sendiri dan diserahkan kepada Nabi S.A.W sebagai rasa cintanya kepada Rasul. Dengan senang hati rasulullah menerima pemberian itu dan memakainya. Dengan memakai kain pemberian wanita itu, Nai keluar menemui sahabatnya. Salah seorang daripada sahabat melihat begitu indahnya kain yang dipakai Nabi, lau berkata, "Wahai Rasulullah, alangkah indahnya kain yang engkau pakai itu. Betapa senangnya jika aku memakainya," ujarnya.

"Baiklah," jawab Nabi S.A.W ringkas.
Setelah keluar dari suatu majlis, Rasulullah S.A.W datang lagi ke tempat itu, tetapi tidak lagi menggunakan kain tenun yang baru dipakai itu. Kain pemberian wanita itu berlipat di tangannya, dan kemudian diserahkan kepada sahabat yang memujinya tadi.
"Terimalah kain ini dan pakailah," ujar Rasululah S.A.W.
Melihat peristiwa itu, ramai sahabat yang mencela lelaki itu. Kain pemberian wanita itu sangat disenangi Nabi kerana itu dipakainya, tetapi Nabi tidak pernah menolak permintaan seseorang. "Mengapa engkau masih memintanya ?" sungut para sahabat.

Apa jawab sahabat yang meminta kain kepada Rasulullah S.A.W, "Saya minta kain itu bukan untuk saya pakai, melainkan untuk saya gunakan untuk kain kafanku."

LIMA BELAS BUKTI KEIMANAN

Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, "Siapakah kamu ini ?"
Jawab kami, "Kami adalah orang beriman." Kemudian baginda bertanya, "Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu ?" Jawab kami, "Buktinya ada lima belas perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?"

Tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu ?"
Jawab mereka, "Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah, percaya kepada Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, percaya kepada takdir Allah yang baik mahupun yang buruk."
Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, "Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu ?"
Jawab mereka, "Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, hendaknya kami mendirikan solat wajib, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan berhaji bila mampu."

Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, "Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?" Jawab mereka, "Bersyukur di waktu senang, bersabar di waktu kesusahan, berani di waktu perang, redha pada waktu kena ujian dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh." Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, "Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama mahupun dalam tatacara berbicara, hampir saja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi."

Kemudian Nabi s.a.w selanjutnya, "Mahukah kamu aku tunjukkan kepada lima perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai ? Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan. Janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati, janganlah kamu berlumba-lumba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan,, berusahalah untuk mencari bekal ke dalam akhirat."

NABI IDRIS DAN PEDOMAN HIDUP

Nabi Idris a.s adalah keturunan keenam Nabi Adam, putera dari Yazid bin Mihla'iel bin Qoinan bin Anusy bin Syith bin Adam a.s dan dia adalah keturunan pertama yang dikurniakan kenabian setelah Adam dan Syith.
Nabi Idris a.s mengikut sementara riwayat bermukim di Mesir, di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikut-pengikut agar menyelamatkan diri dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai berusia 82 tahun.

Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :-
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah memebawa kemenangan. 2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya. 3. Bila kamu memohon sesuatu daripada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula puasa dan sembahnyangmu. 4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa. 5. Bertaatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah. 6. Janganlah mengiri orang yang mujur nasibnya kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya. 7. Barangsiapa melampaui kesederhanaan, tidak suatupun akan memuaskannya. 8. Tanpa membahagi-bahagikan nikmat yang diperolehi, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atau nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

CINTA SEJATI SEORANG IBU TERHADAP ANAK-ANAKNYA

Wanita itu sudah tua, namun semangat perjuangannya tetap menyala seperti wanita yang masih muda. Setiap tutur kata yang dikeluarkannya selalu menjadi pendorong dan bualan orang disekitarnya. Maklumlah, ia memang seorang penyair dua zaman, maka tidak kurang pula bercakap dalam bentuk syair. Al-Khansa bin Amru, demikianlah nama wanita itu. Dia merupakan wanita yang terkenal cantik dan pandai di kalangan orang Arab. Dia pernah bersyair mengenang kematian saudaranya yang bernama Sakhr :

"Setiap mega terbit, dia mengingatkan aku pada Sakhr, malang. Aku pula masih teringatkan dia setiap mega hilang dii ufuk barat Kalaulah tidak kerana terlalu ramai orang menangis di sampingku ke atas mayat-mayat mereka, nescaya aku bunuh diriku."
Setelah Khansa memeluk Islam, keberanian dan kepandaiannya bersyair telah digunakan untuk menyemarakkan semangat para pejuang Islam. Ia mempunyai empat orang putera yang kesemuanya diajar ilmu bersyair dna dididik berjuang dengan berani. Kemudian puteranya itu telah diserahkan untuk berjuang demi kemenangan dan kepentingan Islam. Khansa telah mengajar anaknya sejak kecil lagi agar jangan takut menghadapi peperangan dan cabaran.

Pada tahun 14 Hijrah, Khalifah Umar Ibnul Khattab menyediakan satu pasukan tempur untuk menentang Farsi. Semua Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan untuk menuju ke medan perang, maka terkumpullah seramai 41,000 orang tentera. Khansa telah mengerahkan keempat-empat puteranya agar ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Khansa sendiri juga ikut ke medan perang dalam kumpulan pasukan wanita yang bertugas merawat dan menaikkan semangat pejuan tentera Islam.
Dengarlah nasihat Khansa kepada putera-puteranya yang sebentar lagi akan ke medan perang, "Wahai anak-anakku! Kamu telah memilih Islam dengan rela hati. Kemudian kamu berhijrah dengan sukarela pula. Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya kamu sekalian adalah putera-putera dari seorang lelaki dan seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati ayahmu, aku tidak pernah memburuk-burukkan saudara-maramu, aku tidak pernah merendahkan keturuna kamu, dan aku tidak pernah mengubah perhubungan kamu. Kamu telah tahu pahala yang disediakan oleh Allah kepada kaum muslimin dalam memerangi kaum kafir itu. Ketahuilah bahwasaya kampung yang kekal itu lebih baik daripada kampung yang binasa."

Kemudian Khansa membacakan satu ayat dari surah Ali Imran yang bermaksud, "Wahai orang yang beriman! Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan patuhlah kepada Allah, moga-moga menjadi orang yang beruntung." Putera-putera Khansa tertunduk khusyuk mendengar nasihat bonda yang disayanginya.
Seterusnya Khansa berkata, "Jika kalian bangun esok pagi, insya Allah dalam keadaan selamat, maka keluarlah untuk berperang dengan musuh kamu. Gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonlah pertolongan dari Allah. Jika kamu melihat api pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperangan yang sedang bergejolak, masuklah akmu ke dalamnya. Dan dapatkanlah puncanya ketika terjadi perlagaan pertempurannya, semoga kamu akan berjaya mendapat balasan di kampung yang abadi, dan tempat tinggal yang kekal."

Subuh esoknya semua tentera Islam sudah berada di tikar sembahyang masing-masing untuk mengerjakan perintah Allah iaitu solat Subuh, kemudian berdoa moga-moga Allah memberikan mereka kemenangan atau syurga. Kemudian Saad bin Abu Waqas panglima besar Islam telah memberikan arahan agar bersiap-sedia sebaik saja semboyan perang berbunyi. Perang satu lawan satu pun bermula dua hari. Pada hari ketiga bermulalah pertempuran besar-besaran. 41,000 orang tentera Islam melawan tentera Farsi yang berjumlah 200,000 orang. Pasukan Islam mendapat tentangan hebat, namun mereka tetap yakin akan pertolongan Allah .

Putera-putera Khansa maju untuk merebut peluang memasuki syurga. Berkat dorongan dan nasihat dari bondanya, mereka tidak sedikit pun berasa takut. Sambil mengibas-ngibaskan pedang, salah seorang dari mereka bersyair,
"Hai saudara-saudaraku! Ibu tua kita yang banyak pengalaman itu, telah memanggil kita semalam dan membekalkan nasihat. Semua mutiara yang keluar dari mulutnya bernas dan berfaedah. Insya Allah akan kita buktikan sedikit masa lagi."
Kemudian ia maju menetak setiap musuh yang datang. Seterusnya disusul pula oleh anak kedua maju dan menentang setiap musuh yang mencabar. Dengan semangat yang berapi-api ia bersyair,

"Demi Allah! Kami tidak akan melanggar nasihat dari ibu tua kami Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur mush-musuh bersama-sama Sehingga kau lihat keluarga Kaisar musnah."
Anak Khansa yang ketiga pula segera melompat dengan beraninya dan bersyair,
"Sungguh ibu tua kami kuat keazamannya, tetap tegas tidak goncang Beliau telah menggalakkan kita agar bertindak cekap dan berakal cemerlang Itulah nasihat seorang ibu tua yang mengambil berat terhadap anak-anaknya sendiri Mari! Segera memasuki medan tempur dan segeralah untuk mempertahankan diri Dapatkan kemenangan yang bakal membawakegembiraan di dalam hati Atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi."

Akhir sekali anak keempat menghunus pedang dan melompat menyusul abang-abangnya. Untuk menaikkan semangatnya ia pun bersyair,
"Bukanlah aku putera Khansa', bukanlah aku anak jantan Dan bukanlah pula kerana 'Amru yang pujiannya sudah lama terkenal Kalau aku tidak membuat tentera asing yang berkelompok-kelompok itu terjunam ke jurang bahay, dan musnah mangsa oleh senjataku."
Bergelutlah keempat-empat putera Khansa dengan tekad bulat untuk mendapatkan syurga diiringi oleh doa munajat bondanya yang berada di garis belakang. Pertempuran terus hebat. Tentera Islam pada mulanya kebingungan dan kacau kerana pada mulanya tentera Farsi menggunakan tentera bergajah di barisan hadapan, sementara tentera berjalan kaki berlindung di belakang binatang tahan lasak itu. Namun tentera Islam dapat mencederakan gajah-gajah itu dengan memanah mata dan bahagian-bahagian lainnya. Gajah yang cedera itu marah dengan menghempaskan tuan yang menungganginya, memijak-mijak tentera Farsi yang lannya. Kesempatan ini digunakan oleh pihak Islam untuk memusnahkan mereka. Panglima perang bermahkota Farsi dapat dipenggal kepalanya, akhirnya mereka lari lintang-pukang menyeberangi sungai dan dipanah oleh pasukan Islam hingga air sungai menjadi merah. Pasukan Farsi kalah teruk, dari 200,000 tenteranya hanya sebahagian kecil saja yang dapat menyelamatkan diri.

Umat Islam lega. Kini mereka mengumpul dan mengira tentera Islam yang gugur. Ternyata yang beruntung menemui syahid di medan Kadisia itu berjumlah lebih kurang 7,000 orang. Dan daripada 7,000 orang syuhada itu terbujur empat orang adik-beradik Khansa. Seketika itu juga ramailah tentera Islam yang datang menemui Khansa memberitahukan bahwa keempat-empat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa menerima berita itu dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang. Al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan,

"Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka, dan aku mengahrapkan darii Tuhanku, agar Dia mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya!"
Al-Khansa kembali semula ke Madinah bersama para perajurit yang masih hidup dengan meninggalkan mayat-mayat puteranya di medan pertempuran Kadisia. Dari peristiwa peperanan itu pula wanita penyair ini mendapat gelaran kehormatan 'Ummu syuhada yang ertinya ibu kepada orang-orang yang mati syahid."

KISAH ASAL USUL HAJAR ASWAD

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membina Kaabah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Kaabah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bertungkus kumus untuk menjayakan pembinaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.
Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Kaabah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.
Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."
Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Kaabah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja.
Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Kaabah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam.

Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan doa. Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyengutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah.
Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."

TUJUH MACAM PAHALA YANG DAPAT DINIKMATINYA SELEPAS MATINYA

Dari Anas r.a. berkata bahawa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.

1.    Sesiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya.

2.    Sesiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.

3.    Sesiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.

4.    Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.

5.    Sesiapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung.

6.    Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya.

7.    Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang mana ianya selalu mendoakan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya

8.    yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur'an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah S.A.W. telah bersabda : "Apabila telah mati anak Adam itu, maka terhentilah amalnya melainkan tiga macam :

1.    Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)

2.    Ilmu yang berguna dan diamalkan.

3.    Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.

"Sikap buruk merusak perbuatan baik, seperti cuka merusak madu"

 
Free Web Hosting | Top Web Hosting | Great HTML Templates from easytemplates.com.