"Allah akan menolong seorang hambanya, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya" (HR. Muslim)
Tampilkan postingan dengan label kisah-kisah teladan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah-kisah teladan. Tampilkan semua postingan

sebuah riwayat yang tsiqah


sebuah riwayat yang tsiqah, diceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang shalih yang selalu merasa rindu kepada Rasuullah saw.

Ia tidak pernah tidur kecuali setelah air matanya mengalir karena ingin berjumpa dengan Rasulullah saw. 

Oleh sebab itu dia pun sering melihat Rasulullah di dalam mimpinya.

Pada suatu malam dalam tidurnya ia kembali bermimpi. Dalam mimpinya ia serasa telah berada di padang mahsyar. Ia melihat begitu banyak manusia memenuhi padang mahsyar yang saling tindih- menindih dan berdesakan satu sama lain.

Diantara kerumunan itu ada manusia yang berubah wajahnya, ada yang berbau busuk dan lain sebagainya. Kesemuanya dalam keadaan yang sangat bingung.

Saat itu tiba-tiba barisan para malaikat melintas dan lewatlah rombongan Nabi Muhammad saw bersama para nabi, syuhada (orang-orang yang mati syahid), para wali dan shalihin.

Sedangkan orang yang bermimpi tadi tidak bisa mendekat kepada Rasulullah saw karena desakan para malaikat yang membatasi orang-orang yang mendekat, ia pun hanya melihat dari kejauhan saja dan tidak bisa berbuat banyak.

Di dalam mimpi itu dia berkata kepada orang yang berada di sebelahnya: "Wahai saudaraku, jika seandainya kelak kamu bertemu dengan Rasulullah tolong sampaikan salamku padanya, dan katakanlah pada Rasulullah saw bahwa aku sangat rindu kepadanya, dulu di masa hidupku di dunia aku selalu merindukannya, jika aku masuk neraka sampaikan kepadanya bahwa aku telah berada di tempat yang layak untukku sebagai pendosa (yaitu neraka)”.

Baru saja ia selesai berkata barisan yang melintas tadi tiba-tiba berhenti karena Rasulullah saw berhenti, kemudian Rasulullah saw berbalik dan berkata. "Wahai Fulan, aku tidak akan melupakan orang yang merindukanku.

Betapa gembira hatinya, ia pun membuka kedua tangannya kemudian ia berlari dan memeluk Rasulullah saw dan menciuminya.

Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa melihatku di waktu tidur maka dia benar benar telah melihatku, karena syeitan tidak dapat menyerupaiku" (HR Bukhari-Muslim)
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيه وَ عَلَىآلِهِ وَ أَصْحَابِه

SENYUM




Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits Ra., pernah menuturkan tentang Rasulullah Saw.: “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Saw.” (HR. at-Tirmidzi).

Suatu ketika, seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya kepada Rasulullah Saw.: “Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?”

Rasulullah Saw. bersabda: “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR. at-Tirmidzi dari Abu Dzar Ra.).

Rasulullah Saw. bersabda: “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR. at-Trimidzi, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi).

Rasulullah Saw. bersabda: “Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu.” (HR. Muslim).

Sholat Istisqo yg membawa Hidayah

Satu saat , ada sekumpulan orang yang tengah mengadakan upacara pengorbanan. 

Dalam upacara itu sang Dukun yang memimpin upacara telah siap menghujamkan sebilah pisau ke dada gadis cantik yang dijadikan persembahan bagi Dewa Hujan.

Kekeringan hebat yang menyengsarakan penduduk dusun itu telah berjalan terlalu lama. Gadis itu adalah gadis ketiga yang dipersembahkan ke altar eksekusi setelah yang dua lainnya belum juga membuat hujan turun dari langit.

Dari kejauhan Syekh Malik Ibrahim berteriak lantang mencegah praktik kesyirikan itu, tetapi terlambat, ujung pisau telah sampai ke dada si gadis malang, namun keajaiban terjadi, pisau itu tak mampu menembus dadanya. Si dukun merasa ada kekuatan gaib yang menghadang tenaganya menakan pisau ke dada. Sampai kemudian si dukun terlempar jauh.

Tahulah si dukun setelah Syekh Malik mendekat, dan kejadian itu adalah ulah laki-laki asing yang berdiri didepannya. Dengan rasa marah menggumpal, si dukun menanyakan kenapa Syekh Malik menghalangi pelaksanaan upacara itu.

“Sudah berapa gadis yang dikorbankan?” tanya Syekh Malik. “Dua,” jawab si dukun itu. “Apakah setelah dua nyawa itu melayang, hujan turun?” tanya Syekh Malik lagi.

Si dukun terdiam. Memang setelah dua persembahan lalu, Dewa Hujan belum juga bermurah hati menurunkan airnya. Tetapi ia meyakini setelah yang ketiga ini, Dewa Hujan akan mengabulkan permohonannya, yang juga merupakan permohonan semua penduduk dusun itu.

Sesaat setelah menyadari kondisi yang dialami penduduk, Syekh Malik berujar, “Bila hujan dapat turun, masihkah kalian akan mengorbankan gadis ini?”.

“Yang kami inginkan adalah hujan, tuan. Jika hujan turun, kami akan bebaskan gadis itu,” ujar seorang penduduk.

Syekh Malik lalu menjalankan shalat sunnah minta hujan, Shalat Istisqa’. Keikhlasan dan ketaqwaannya yang tinggi membuat shalat itu menemui makbulnya. Hujan turun dengan deras, mengakhiri kekeringan dari tanah dusun tersebut.

Orang-orang yang menyaksikan itu menjadi takjub dan tak kepalang gembiranya. Mereka serentak bersujud seperti menyadari bahwa Syekh Malik adalah seorang dewa. Tetapi Syekh Malik segera mencegah dan menyuruh mereka bangkit. Dengan lembut ia menjelaskan semua adalah berkat keagungan Allah, Tuhan yang sebenarnya, Tuhan yang tidak mereka kenal.

Dengan sebab takjub dan mendapat pencerahan dari sebuah tanda kebesaran Allah yang baru lewat tadi, orang-orang itu menyatakan ketertarikannya pada Islam.

Mereka ingin memeluk Islam dan belajar mengenai ajarannya

.Syekh Maulana Malik Ibrahim
dikenal dg Syekh Maghribi, yang berarti “guru dari Barat”.


Ayahnya adalah Barebat Zainul Alam, seorang ulama.

Konon ayahnya inilah yang menitahkan Syekh Malik agar menyebarkan agama Islam di Jawa yang waktu itu pemerintah dipegang oleh Majapahit.

Stamford Raffle, yang menjadi Gubernur Jenderal Inggris untuk Jawa (1781-1826) menulis dalam bukunya, History of Java, bahwa Syekh Malik adalah keturunan Sahabat Nabi, Ali Bin Abi Thalib. Dituliskannya bahwa Syekh Malik adalah keturunan yang ke-16.

Tiba di Gresik Syekh Malik kemudian juga dikenal sebagai SUNAN GRESIK ...

Di sana ia mulai melancarkan dakwahnya.
Kedatangannya menyebarkan kesejukan bagi penduduk desa itu.

Tak pernah tangannya berat untuk menolong orang. Ia juga mempunyai kepandaian mengobati berbagai penyakit.

Demikianlah Syekh Malik benar-benar menjadi GURU bagi rakyat.

Tahun 1419 M, wali songo nomor satu ini wafat.

Ajarannya di kemudian hari dilanjutkan oleh sunan-sunan lain sampai Islam dengan kalimat Allah-nya benar-benar tegak di tamah JAWA dan sekitarnya.....

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيه وَ عَلَىآلِهِ وَ أَصْحَابِه

Kalam Habib Umar Bin Hafidz


Jika semua perbuatan baik Anda ditempatkan di salah satu sisi timbangan dan satu sholawat dari Allāh ditempatkan di sisi lain, sholawat dari Allāh akan lebih besar daripada semua amal baikmu. Amal baik anda tidak dapat dibandingkan dengan tindakan Tuhan semesta alam. Bahkan tidak hanya amalan Anda, tetapi semua tindakan yang baik dari seluruh ciptaan dari zaman Adam sampai hari kiamat ditempatkan pada salah satu sisi timbangan dan satu sholawat dari Tuhan semesta alam ditempatkan di sisi lain, sholawat dari Allāh akan lebih besar daripada semua amal baik tersebut. Itu adalah satu sholawat dari Allah. Bagaimana kalau sekitar sepuluh sholawat yang Allāh anugerahkan pada kita dalam pertukaran untuk satu sholawat yang kita ucapkan untuk Nabi Muḥammad (semoga Allah memberkatinya dan memberinya damai)?
Sholawat untuk Nabi gubahan habib Ali Bin Muhammad Bin Husein AlHabsyi (simtudduroor)
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللَّهِ، عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللَّهِ، صَلاةً وَسَلامًا دائِمَيْنِ بِدَوَامِ
مُلْكِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
اللَّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ و بَارِكْ على سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ أَوَّلِ مُتَلَقٍّ لِفَيْضِكَ الأَوَّل، وأَكْرَمِ حَبِيبٍ تَفَضَّلْتَ عَلَيْهِ فَتَفَضَّلَ و
على آلِهِ و صَحْبِهِ و تَابِعِيهِ و حِزْبِهِ ما دَامَ تَلَقِّيِهِ مِنْكَ و تَرَقِّيِهِ إِلَيْكَ و إِقْبالُكَ عَلَيْهِ و إِقْبَالُهُ عَلَيْكَ و شُهُودُهُ لَكَ و
انْطِراحُهُ لَدَيْكَ صَلاةً نَشْهَدُكَ بِها مِنْ مِرَآتِهِ و نَصِلُ بِها إلى حَضْرَتِكَ مِنْ حَضْرَةِ ذاتِهِ قائِمِينَ لَكَ و لَهُ بِالأَدَبِ
الوَافِرِ مَغْمُورينَ مِنْكَ ومِنْهُ بِالمَدِدِ البَاطِنِ و الظَّاهِرِ.
Ket. Foto, habib Umar berada di ruangan tempat Habib Ali menyusun Simtudduroor dan semua tulisannya..

Jangan menjadi orang tua yang bengis dan otoriter


Baru diberi kekuasaan sedikit bagai seorang Raja dan Ratu di Rumahnya, mengapa memerintah dengan bengis ? Lantas menganiaya anaknya sendiri ketika mereka bersalah.

Cacian dan pukulan melayang, serta cubitan keras hingga biru menghiasi sekujur tubuh anak.

Dimana Rasa Kasih sayangmu wahai orang tua ?

Sedangkan Allah Subhanahu wata'ala yang Maha Kuasa, memiliki sifat Rahman danRahim

Bahkan, Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wasallam diutus untuk menyebarkan Cinta /
Rahmat (kasih sayang) dan ajaran Islam di sebar dengan Cinta / Rahmat / Kasih sayang pula

Ingatlah !
Allah Ta'ala akan mencabut sifat belas kasih apabila orangtua tidak menyayangi anak anaknya.

Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tiada kuasa aku (menolong kamu) jika Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu." (HR Bukhari)

Setiap orangtua wajib memberikan rasa cinta yang tulus pada anak-anaknya....

Jangan menjadi orang tua yang bengis , kejam dan Otoriter,
Dan jangan pula lemah dalam mendidik ,
artinya semua nafsu anak diumbar.

Anak anak kandung adalah generasi penerus kita, mereka lahir bukan atas kehendaknya.

Mereka adalah amanah Allah Ta'ala yg harus dijaga dan di didik dengan penuh kasih sayang,
Doa mereka untuk ke dua orang tuanya, sampai ke Alam Bardzah....

Apabila mereka dididik menjadi anak sholih maka ke dua orang tuanya di akhirat kelak akan mendapatkan mahkota dari cahaya.
Ini berkat amalan anak anakmu yg meng amalkan al Qur'an.

عن معاد الجهني رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " من قرأ القرآن وعمل بما فيه ألبس والداه تاجا يوم القيامة ضوءه أحسن من ضوء الشمس فى نيوت الذنيا لوكانت فيكم فما ضنكم بإلذي عمل بهذا

Dari Mu'adz Al-Juhanni R.A berkata:
Rosulullah shola allahu 'alaihi wasalam bersabda

" Barangsiapa membaca Al-qur'an dan mengamalkan apa yang terkandung didalamnya,
maka kedua orangtuanya akan dikenakan Mahkota pada hari kiamat yang cahayanya melebihi cahaya matahari seandainya ada didalam rumah-rumah kalian didunia ini, maka bagaimanakah perkiraanmu mengenai orang yang mengamalkannya ???".
(H.R. Ahmad, Abu Dawud - At-Targhib)

Hai Para Orang Tua,
Akan kau bawa kemanakah anak anakmu itu ?

Berlemah lembutlah pada mereka,
Dan berikan mereka kasih sayang yang penuh dan jangan membonsai kasih pada mereka sehingga mereka menjadi liar karena kurang kasih sayang orang Tua....

Mereka bagai kertas putih , orang tuanyalah yang menjadikan mereka , Majusi, Yahudi, Nasrani

maka yang bertanggung jawab penuh terhadap perilaku si anak adalah orang tua sebagaimana dalam hadits Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam

"Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanya lah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi."
(HR.Bukhari).

BULAN PURNAMA (Ayyamul Bidh)





Bismillahir Rohmaanir Rohiim

Tahukah wahai Saudaraku ,
Energi Bulan Purnama itu sangat besar pengaruhnya bagi Bumi.
Maka inipun sangat pula mempengaruhi struktur ion2 di dalam tubuh kita.

Jika Air Laut pasang saat Bulan Purnama, maka kandungan air di Tubuh kita pun berpengaruh...

Saat Bulan Purnama, adalah saat yg baik untuk bekam krn racun2 tubuh sedang berada di permukaan kulit dan pori pori kita membesar.

Pengaruh lain bagi tubuh adalah,
Emosi meningkat ,
mengapa ?
Krn ada ion ion ttt d tubuh kita yg tertarik ke permukaan kulit shgg kerja otak menjadi luar biasa dan efeknya menyebabkan gelombang emosi terganggu ,
mengapa terganggu ?
Ya kesempatan ini dipakai oleh para jin untuk melumpuhkan manusia lewat hawa nafsu.....krn adanya pengaruh dari gelombang energi yang kuat dari Bulan Purnama itu....

Maka biasanya pada Bulan purnama, tingkat kejahatan meningkat...

Bagaimana dengan kesehatan ?
Nah tingkat kesehatan pun menurun, artinya banyak yang sakit...

Bagaimana meng antisipasi ini semua?
Dengan Puasa.
Puasa selama Bulan Purnama (3 Hari) , akan menetralisir ion2 di dalam Tubuh kita...

Yuk kita simak Hadis ini

انَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).”
Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434.)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. ) Sanadnya HASAN

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيه وَ عَلَىآلِهِ وَ أَصْحَابِه

Belajar dari TANAH yg Tetap MULIA Meski Dihina






Bismillah.....

Lihatlah Tanah.
Tanah selalu bertempat di bawah kaki, bahkan selalu di injak injak SEMUA MakhlukNYA,
Bahkan pd tanahlah orang membuang Sampah,
Pada Tanah pula tempat menanam semua bangkai mayat .

Tanah selalu Tawadhu , meski di takdirkan terhina krn selalu di injak injak dan diludahi...

namun ALLAH TA'ALA MEMULIAKAN tanah sbg bahan pembuatan makhluk Mulia bahkan lebih Mulia dari Malaikat yaitu MANUSIA, ...yang di sanalah mengalir NUR Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yg diMULIAKAN ALLAH TA'ALA sebagai KEKASIH ALLAH TA"ALA...

Dari Tanah kita belajar Tawadhu dan tidak sombong.

Tanah meski nampak Hina dan kotor, namun ia di MULIAKANNYA dg diamanahkanNYA sebagai tempat tumbuh aneka warna warni bunga cantik dan harum,
Tempat aneka Tanaman ,Buah, Padi padian, Gandum, dan Sayuran yg semua dimanfaatkan MakhlukNYA ...

Dari Tanah kita dapat Belajar Ikhlas bahkan membuang Dendam .

Bukankah Dendam yg di simpan di hati bagaikan menyimpan sampah dan Bangkai yg membusuk ?

Maka dari Tanah kita dapat belajar bagaimana menetralkan berbagai macam bau busuk seperti
BANGKAI dan SAMPAH,....

Jika dari Tanah kita belajar Tawadhu, maka Tawadhu yang Tulus akan selalu menghasilkan manfaat dan Barokah bagi seluruh Alam....

Jika Tanah dapat menyimpan kekayaan Alam yg terpendam di dalamnya, seperti Danau yg sejuk, Emas, Bebatuan perhiasan Intan Berlian, Batu Zamrud, Aqik dll,
Bahkan dapat menyimpan kekayaan Alam lain yang indah....
Maka di Hati lah terletak Kekayaan Sejati yang sesungguhnya.....

Jika Tanah dipakai Tempat Sujud,
Maka Hati kita pun dapat dipakai tempat untuk Sujud dan dapat pula di ibaratkan sebagai Bait Allah Ta'ala ketika hati ber Tawaf pdNYA (Dzikir)

Subhanallah...
Allahu Akbar...
Alhamdulillah.....

Shollu 'alan Nabiiy Shollallahu 'alaihi wasallam
((Mutiara Qolbu))

Nasihat Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra







Ketahuilah wahai Ali, 
RIZKI Manusia ditangan Allah,

Sedangkan KESUSAHAN tidak dapat menyebabkan MELARAT dan TIDAK BERMANFAAT, hanya saja Engkau mendapat PAHALA atas itu.....

Jadilah Engkau seorang yang ber syukur , Ta'at dan Tawakal, Niscaya engkau akan menjadi teman Allah Ta'ala....

Aku (sayyidina Ali ra) berkata :
Atas hal apa aku bersyukur kpd Allah Subhanahu Wata'ala ?

Rasulullah Shollallahu'alaih wasallam menjawab, :
" Atas Agama Islam"

Aku (Sayyidina Ali ra) bertanya :
" apakah yg harus kulakukan ?"

Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam menjawab :
" Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yg MahabTinggi , dan Agung"

Aku (sayyidina Ali ra) bertanya lagi:
" apa yg harus ku tinggalkan ?

Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam menjawab :
KEMARAHAN

Karena meninggalkan KEMARAHAN itu dapat memadamkan KEMARAHAN Allah Subhanahu wata'ala yg Maha mulia dan MEMBERATKAN TIMBANGAN serta menuntun ke Surga.....

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم وَبَارِك وَكَرِّم وَعَظِم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحبِهِ اَجمَعِين

Disadur dari kitab
Terjemah Petuah usfuriyah
Karangan Asy Syeikh Muhammad bin Abdurrahman al Usfuri..

DIALOG MALAIKAT JIBRIL dengan RASULULLAH SHOLLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM Tentang NERAKA


Malaikat Jibril bercerita tentang api neraka. 

Bahwa ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, telah menyalakan api neraka itu selama 1.000 tahun, sehingga apinya menjadi merah padam bernyala-nyala..

Lalu dipanaskan lagi 1.000 tahun,lantaran suhu panasnya,api itu berubah warna menjadi putih.Lalu ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala memanaskannya selama 1.000 tahun lagi, hingga apinya berubah hitam pekat dan gelap.

“Jika ada manusia yang dilemparkan ke dalamnya, maka sekejap saja langsung akan musnah,” ujar Jibril pun menangis.

“Mengapa engkau menangis Ya Jibril,” tanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.

“Aku takut kepada jiwaku,” ucap Jibril.

“Bukankah engkau adalah malaikat, yang tidak mungkin berbuat maksiat kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala,” kata Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam.

“Benar, akan tetapi takdir ALLAH bisa berlaku atas siapa saja.

Bukankah IBLIS itu asalnya adalah penduduk surga, lalu berlaku takdir ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala atasnya. Hingga Iblis menjadi penghuni Neraka” urai Jibril.

---------------------------------

Ya Robb......
Jauhkanlah kami semua dari siksa api neraka &jadikanlah kami golongan orang2 yang beriman yang menjadi penghuni surgaMU.........

Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin

Alkisah Sang Raja dan Habaib




Suatu ketika seorang Habaib dari Hadramaut ingin menunaikan ibadah haji dan berziaroh ke kakeknya Rasulullah SAW. Beliau berangkat dengan diiringi rombongan yang melepas kepergiannya.

Seorang Sulton di Hadramaut, kerabat Habib tersebut, menitipkan Al-Qur’an buatan tangan yang terkenal keindahannya di jazirah arab pada saat itu untuk disampaikan kepada raja Saudi.

Sesampai di Saudi, Habib tersebut disambut hangat karena statusnya sebagai tamu negara. Setelah berhaji, beliau ziarah ke makam Rasulullah. Karena tak kuasa menahan kerinduannya kepada Rasulullah, beliau memeluk turbah Rasulullah. Beberapa pejabat negara yang melihat hal tersebut mengingkari hal tersebut dan berusaha mencegahnya sambil berkata, “Ini bid’ah dan dapat membawa kita kepada syirik.”Dengan penuh adab, Habib tersebut menurut dan tak membantah satu katapun.

Beberapa hari kemudian, Habib tersebut diundang ke jamuan makan malam raja Saudi. Pada kesempatan itu beliau menyerahkan titipan hadiah Al Quran dari Sulton Hadramaut. Saking girang dan dipenuhi rasa bangga, Raja Saudi mencium Al Qur’an tersebut!

Berkatalah sang Habib, “Jangan kau cium Qur’an tersebut… Itu dapat membawa kita kepada syirik!”

Sang raja menjawab, “Bukanlah Al Qur’an ini yang kucium, akan tetapi aku menciumnya karena ini adalah KALAMULLAH!”

Habib berkata, “Begitu pula aku, ketika aku mencium turbah Rasulullah, sesungguhnya Rasululullah-lah yang kucium! Sebagaimana seorang sahabat (Ukasyah) ketika menciumi punggung Rasulullah, tak lain adalah karena rasa cinta beliau kepada Rasulullah. Apakah itu syirik?!”

Tercengang sang raja tak mampu menjawab. Kemudian Habib tersebut membaca beberapa bait syair Majnun Layla yang berbunyi,

"Marortu ‘alad diyaari diyaaro laila, Uqobbilu dzal jidaari wa dzal jidaaro Fa ma hubbud diyaar, syaghofna qolbi, Wa lakin hubbu man sakana diyaro

Aku melewati sebuah rumah, rumah si Layla # dan aku menciumi setiap dinding-dindingnya Bukankah karena aku mencintai sebuah rumah yg membuat hatiku hanyut dlm cinta akan tetapi karena cintaku kepada sang penghuni rumah.

Sumber : Cerita Kumpulan Cinta Rasul, oleh Mbah Iwan, MKub, dosen Universitas Menyan Indonesia

Munajat Dalam Kegelapan





Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Saturday, 17 December 2005

Ketika sanubariku keruh dan terbenam dalam gelapnya kesulitan dan kesempitan, sanubariku meraung menahan sakitnya benturan benturan permasalahan yg bagaikan hujan lebat terus mendera tubuhku, aku berusaha menghindar dan menyelamatkan diri, namun hantaman hantaman kesulitan tindih menindih membuatku roboh tak berdaya, panca inderaku gelap tak memiliki rasa, mataku terbuka dan seluruh pemandangan berubah menjadi selubung pekat yg mengerikan, telingaku mendengar suara suara namun mendadak bagaikan dihambat dengan ketulian yg kelam, alam pemikiranku lumpuh, kedua telapak tangan dan jari jariku bergetar, hatiku bagai hangus terbakar oleh gemuruh lahar kerisauan..

Apa yg bisa kuperbuat..?, aku tidak tahu, semua jalan keluar yg kutempuh tertutup rapat.., semua orang masa bodoh atas kesulitan dan raunganku, seakan aku hidup sendiri di alam ini..

Aku rebah terhenyak? tiba tiba terdengarlah suara lirih dari Firman Tuhanku.. ?

WA NAADAA FIDHULUMAAT.. AN LAA ILAAHA ILLA ANTA.., SUBHANAKA INNIY KUNTU MINADDHAALIMIIN.., FASTAJABNAA LAHU WANAJJAYNAAHU MINAL GHAMMI WAKADZAALIKA NUNJIYYIL MU?MININ..?

Aku tersentak kaget.. ah.. Kisah Yunus as.., ketika Allah swt menceritakannya dengan jelas, ?

DAN DIA (Yunus) MEMANGGIL (KU) DALAM KEGELAPAN.. BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ENGKAU, MAHA SUCI ENGKAU.. SUNGGUH AKU TERMASUK ORANG YG DHALIM.., MAKA KAMI MENJAWAB DOANYA, DAN KAMI MENYELAMATKANNYA DARI KEGUNDAHAN DAN PERMASALAHAN DAN DEMIKIAN PULA KAMI MENYELAMATKAN ORANG ORANG MUKMIN? (Al Anbiya 87)

Betapa sempit dan adakah lagi kesempitan dan kebingungan lebih dari yg menimpa Nabiyallah Yunus as saat itu?, ditelan oleh seekor ikan raksasa dan hidup merangkak didalam perut hewan itu.. betapa busuknya.. betapa gelapnya.. betapa sempit dan kalutnya Yunus as saat itu, ditelan oleh seekor ikan besar dan dibawa kepada kedalaman Samudera raya..

Ia tak mungkin memanggil siapapun, tak pula bisa berbuat apapun.. namun cerita ini dikisahkan kembali oleh Nya seakan Dia berseru : Akulah Raja Tunggal Maha Penguasa Kegelapan Samudera, Akulah yang Maha Menemaninya saat ia dalam kesendirian, Aku Maha Tunggal Mendengar tangisannya yg terbenamkan dalam pekatnya Samudera, Masihkah ada selainku yg mendengar panggilannya?Saat itu memang sudah tak ada lagi yg bisa diharapkan selain Nya, maka Dia menceritakannya dengan indah? : ?

Maka ia Memangil manggil Ku dalam kegelapan..?, kegelapan perut ikan, kegelapan perasaan, kegelapan masalah yg terpekat.. ?ia memangil manggil Ku dalam kegelapan..

Tiada Tuhan Selain Mu, Maha Suci Engkau, sungguh aku dari kelompok hamba yg dhalim..?, Tak ada keselamatan dari Siksa Nya selain dengan Kalimat Tauhid, sebagaimana Hadits Qudsiy yg berbunyi : ?Laa ilaaha illallah adalah Benteng Ku, barangsiapa yg mengucapkannya maka ia masuk dalam benteng Ku, barangsiapa masuk dalam benteng Ku maka ia aman dari siksa Ku?.

Maka Yunus as memulai doanya, memanggil mangil Maha Raja Penguasa Samudera Kegelapan dan Maha Menemani setiap kesendirian, Maha Raja Yang Menciptakan Terang Benderang dan Kegelapan di Kerajaan Alam Semesta, ia memulai doanya dengan ?Laa ilaaha illan anta? Tiada Tuhan selain Engkau..

Lalu Yunus meneruskan doanya dengan mensucikan Allah..bertasbih kepada Allah.. Dia Yang Tak satupun menghalangi Pandangan Nya, Maha Suci Raja Yang selalu disucikan selamanya oleh sekalian Alam.., dan Dia pula telah berfirman : ?KALAU BUKAN KARENA IA (Yunus) ORANG YG SUKA BERTASBIH MENSUCIKAN ALLAH, NISCAYA IA AKAN TETAP DIDALAM PERUT IKAN ITU HINGGA HARI KEBANGKITAN?.

Maka Yunus meneruskan doanya dengan kalimat SUBHANAKA maha suci Engkau.. Inniy kuntu minaddhaalimiin.. sungguh aku termasuk golongan orang yg dhalim.. (Yunus as marah dan meninggalkan ummatnya sebelum diizinkan Allah), Ia mengadu, mengaku, dan berharap cemas semoga Maha Pemelihara Tunggal ini masih memaafkannya, maka Dia Allah meneruskan firman Nya, MAKA KAMI TERIMA SERUANNYA, DAN KAMI MENYELAMATKANNYA DARI KESULITAN..

Ah? betapa tak berartinya seluruh musibahku ini dibanding orang yg ditelan hewan raksasa lalu dibawa tenggelam ke Dasar Samudera.. muncul harapan dihatiku.. berarti aku harus banyak mengucapkan kalimat Tauhid, Tasbih dan mengakui kesalahanku pada Nya, Niscaya Dia akan menolongku dari kesulitan ini..

Tiba tiba batinku merintih lagi.. ah.. tak mungkin.. itukan untuk Nabi Yunus..?, siapakah aku hingga akan pula akan ditolong Allah?, ini hanyalah kekhususan Yunus as, Nabi Allah, tiba tiba aku teringat akhir ayat itu.. WA KADZALIKA NUNJIYYIL MU?MINIIIN, dan begitupula kami menyelamatkan orang orang yg mukmin?

Maha Suci Engkau Wahai Menyingkap kegelapan malam dan membuatnya terang benderang, beribu hati gelap dan pekat telah pula kau singkapkan kesedihan mereka dengan pengabulan doa hingga hati gelap dan kelam itu berubah menjadi terang benderang dengan kegembiraan oleh Matahari Keluhuran Mu..

Kau simpan rahasia kelembutan Mu dalam ayat pendek ini.., bahwa Kau Maha Siap mengulurkan jari jari takdir kelembutan yg memutus rantai rantai takdir Mu yg mencekik dan menghanguskan sanubari ini dengan Munajat dan Doa kami, sebagaimana Hadits Nabi Mu saw, ?

Tiadalah Yang Mampu menolak ketentuan Nya, selain Doa?. Hanya doa dan rintihan di Pintu Kemegahan Mu yang akan menyingkirkan segala kesulitan ini..

Maka aku bermunajat Sebagaimana Munajat Nabiku Muhammad saw : Wahai Allah, Demi orang orang yg bermunajat meminta kepada Mu, Demi orang orang yang bersemangat menuju keridhoan Mu, dan juga demi doa Yunus as dan seluruh pemiliki sanubari luhur yg menginjak Bumi Mu dari zaman ke zaman, Demi berjuta telapak tangan yg telah terangkat bermunajat pada Mu, Demi Doa Yunus ketika didalam perut hewan raksasa di dasar Samudera..

Yang sebab doanya lah kau bukakan Rahasia pertolongan Mu, dan demi Keteguhan Ibrahim as yg membuat api Namrud menjadi tunduk dan dingin.. dan Demi Munajat Nabi Muhammad saw, yg merupakan Munajat Terluhur dari seluruh Munajat Hamba Mu di Kerajaan Alam Semesta, bebaskan Aku dari segala kesempitan.., bebaskan aku dari dasar samudera kesulitan yg membuatku tenggelam dan Buta dari kegembiraan, yg membuatku ditelan oleh dosa dan merangkak diperut dosa yg penuh dg busuknya bangkai kehinaan dalam keadaan Lumpuh dari harapan, akulah hamba yg merangkak diperut dosa.. ditenggelamkan ke dasar Samudera kesulitan? memanggil manggil Nama Agung Mu.. memanggil manggil satu satunya gerbang harapan bagi para pendosa.. selamatkan aku dari segala kesulitan?.

Tiada Tuhan Selain Engkau.. aku tak akan menyembah selain Mu.. tak pula akan sujud pada selain Mu.. penghambaanku hanya untuk Mu.. tak pula akan memilih Tuhan Lain selain Mu.. bila muncul dihadapanku Tuhan lain dengan menyiapkan seluruh kenikmatan dan kemewahan abadi diahadapanku.. niscaya kuhempaskan dan kutolak seluruh anugerahnya, aku akan berpaling dan berlari kepada Mu..

Menuju Tuhanku Yang Maha Tunggal?Tetap Engkau Maha Tunggal Tuhanku.. hanya Engkau Rabbiy.. hanya Engkau Pilihanku.. hanya Engkau.. Maha Suci Engkau dengan segala kesucian.. maka singkirkanlah segala kesulitan ini sebagaimana Ibu yg menepiskan bekas noda dari wajah bayinya.. Rabbiy?

Rabbiy.. Sungguh aku telah berbuat kedhaliman.. sungguh aku telah mengingkari perintah Mu.. namun kemana aku akan pergi menyelamatkan diri kalau bukan kepada Mu?

Demi Keluhuran Muhammad saw..

Demi Munajat Muhammad saw..

Demi Keindahan Muhammad saw?

Demi Kewibawaan Muhammad saw..

Demi Mukjizat Muhammad saw..

Demi Syafaat Muhammad saw..

Yang kesemua itu mencerminkan Keindahan Mu dan Kesempurnaan Mu Rabbiy, Maka Maha Suci Engkau dan segala Puji atas Mu Tuhan sekalian Alam..

Terakhir Diperbaharui ( Saturday, 17 December 2005 )

Singa yang Liar Tunduk Patuh Kepada Habib Umar Al-Hafidz

[perjalanan dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz ke pedalaman Afrika] 

Foto: [perjalanan dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz ke pedalaman Afrika] Singa yang Liar Tunduk Patuh Kepada Habib Umar Al-Hafidz
------------------------------------------------------------------------------->
*Dikutip  dari tulisan KH. Mukhlas Noer (Ketua Ponpes Lirboyo Kediri). Kisah ini juga pernah disinggung oleh almarhum al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa*

---> Dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz di Afrika Dihadang oleh Singa <---

Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis.

Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.

Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat. 

Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari mangsa di saat malam tiba.

Al-Habib Umar pun keluar dari mobil yang ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta al-Habib Umar memerintahkan seseorang untuk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan untuk membaca Maulid al-Habsyi (Simthud Durar).

Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yang berjaga di pos itu beragama Kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.

Setelah pembacaan maulid selesai, al-Habib Umar mendapat isyarat untuk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha untuk mencegahnya, tapi al-Habib Umar bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif untuk mengikuti al-Habib Umar dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa-apa dengan al-Habib Umar dan rombongan.

Di tengah perjalanan hal yang dikhawatirkanpun terjadi. Di depan mobil yang ditumpangi oleh al-Habib Umar, muncul seekor singa. Ketika itu al-Habib Umar duduk di kursi depan. Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut. Walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dengan rombongan lain yang mulai menunjukkan rasa ketakutannya.

Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk al-Habib Umar, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. Al-Habib Umar pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. Lalu beliau berkata kepada supir: “Turunkan jendela ini!”    Supir pun menjawab dengan ketakutan: “Ya Habib, ini singa!”    Tapi al-Habib Umar tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut.

Kaca jendela pun diturunkan. Suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, al-Habib Umar mengajak bicara singa tersebut:

“Hai singa! Kami ini adalah utusan Rasulullah Saw.”

Kemudian al-Habib Umar mengambil sebuah pisang dan memberikannya kepada singa itu. Singa yang biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yang diberikan al-Habib Umar. Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk-anggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan al-Habib Umar dan rombongan.

Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian al-Habib Umar dan rombongan sampai ke tempat tujuan.   Setelah menyaksikan kejadian yang luar biasa itu, para polisi yang sebelumnya beragama Kristen itupun ingin mengikrarkan diri mereka untuk masuk agama Islam. Ternyata kejadian yang mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah Swt. yang ingin mengembalikan mereka ke dalam pelukan Islam.

Dikutip dari tulisan KH. Mukhlas Noer (Ketua Ponpes Lirboyo Kediri). Kisah ini juga pernah disinggung oleh almarhum al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa*

 Dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz di Afrika Dihadang oleh Singa
Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis.

Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.

Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat.

Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari mangsa di saat malam tiba.

Al-Habib Umar pun keluar dari mobil yang ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta al-Habib Umar memerintahkan seseorang untuk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan untuk membaca Maulid al-Habsyi (Simthud Durar).

Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yang berjaga di pos itu beragama Kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.

Setelah pembacaan maulid selesai, al-Habib Umar mendapat isyarat untuk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha untuk mencegahnya, tapi al-Habib Umar bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif untuk mengikuti al-Habib Umar dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa-apa dengan al-Habib Umar dan rombongan.

Di tengah perjalanan hal yang dikhawatirkanpun terjadi. Di depan mobil yang ditumpangi oleh al-Habib Umar, muncul seekor singa. Ketika itu al-Habib Umar duduk di kursi depan. Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut. Walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dengan rombongan lain yang mulai menunjukkan rasa ketakutannya.

Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk al-Habib Umar, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. Al-Habib Umar pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. Lalu beliau berkata kepada supir: “Turunkan jendela ini!” Supir pun menjawab dengan ketakutan: “Ya Habib, ini singa!” Tapi al-Habib Umar tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut.

Kaca jendela pun diturunkan. Suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, al-Habib Umar mengajak bicara singa tersebut:

“Hai singa! Kami ini adalah utusan Rasulullah Saw.”

Kemudian al-Habib Umar mengambil sebuah pisang dan memberikannya kepada singa itu. Singa yang biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yang diberikan al-Habib Umar. Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk-anggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan al-Habib Umar dan rombongan.

Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian al-Habib Umar dan rombongan sampai ke tempat tujuan. Setelah menyaksikan kejadian yang luar biasa itu, para polisi yang sebelumnya beragama Kristen itupun ingin mengikrarkan diri mereka untuk masuk agama Islam. Ternyata kejadian yang mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah Swt. yang ingin mengembalikan mereka ke dalam pelukan Islam.

Nabi Musa alaihissalam dan Malaikat Maut

AYasophiaDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia bercerita: “Telah bersabda Rasulallahu Shalallahu ‘alaihi wa sallam:

“Nabi Musa ‘alaihi sallam dulu pernah di datangi malaikat maut, lalu berkata kepada nya: “Penuhi panggilan Rabbmu”.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: “Maka Musa ‘alihi sallam memukul mata malaikat maut tadi, sampai terlepas. Akhirnya malaikat tersebut kembali menghadap Allah Azza wa jalla, lalu mengadu kepada -Nya, seraya mengatakan: “Sesungguhnya Engkau telah mengutus hamba kepada seseorang yang belum ingin meninggal, dan ia telah memukul mataku”. Kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla mengembalikan matanya. Lalu berfirman kepadanya: “Kembalilah kamu kepada hamba -Ku, lantas katakan padanya, kamu ingin hidup? Kalau sekiranya kamu ingin tetap hidup maka letakan kedua tanganmu di atas bulu sapi jantan, apa yang tertutupi oleh tanganmu, maka satu helai sama dengan hidupmu satu tahun”.

Kemudain ia kembali kepada Musa, lalu mengatakan seperti yang diperintahkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla, Musa bertanya: “Setelah itu apa?, Malaikat tersebut menjawab: “Setelah itu kamu mati!. Musa mengatakan: “Bahkan sekarang, Ya Allah, matikanlah diriku di tempat yang suci dekat dengan bebatuan”.

Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Demi Allah, kalau sekiranya saya berada di sisinya, tentu akan saya beritahu kalian kuburannya yang berada di sisi jalan di tumpukan bukit berpasir yang berwarna merah”.
Hadits ini shahih di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

adab hari jumaat



HARI JUMAAT - HARI BARAKAH ♥

"Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumaat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik jika kamu mengetahui." (Surah al-Jumu'ah, 62:10)

Hari Jumaat merupakan Sayyidul Ayyam, iaitu penghulu segala hari. Pada hari Jumaat ini dikurniakan dengan pelbagai keberkatan dan kelebihan buat umat Islam khususnya. Istimewanya Hari Jumaat ini, sehinggakan Imam al-Ghazali mengungkapkan hari tersebut sebagai hari raya bagi umat Islam kerana akan kemuliaannya.


Syeikh Abdus Samad Falimbani menghuraikan sebanyak 20 adab yang perlu diperhatikan oleh setiap muslim untuk meraih keberkahan hari tersebut. Beliau menghuraikan kitab Imam al-Ghazali yang berjudul Bidayatul Hidayah (Permulaan Jalan Hidayah). Dalam menghuraikan kitab amalan seharian bagi meraih taqwa zahir dan batin, iaitu Bidayatul Hidayah, Imam al-Ghazali mengungkapkan hari Jumaat sebagai:
"Ketahuilah olehmu bahawa hari Jumaat itu adalah Hari Raya bagi orang Islam. Iaitu hari yang mulia yang telah dikhususkan oleh Allah S.W.T kepada umat (Nabi) Muhammad s.a.w. Dan pada hari itu ada satu saat yang mustajab doa. Tiada membetuli akan saat itu oleh seseorang yang mukmin dengan doanya kecuali Allah akan memberi apa sahaja yang ia minta. Maka bersiaplah engkau menghadapi Hari Jumaat itu mulai dari petang hari Khamis lagi." (Bidayatul Hidayah, m/s 100)
Mungkin pada pandangan mata kita sebagai orang awam, hari Jumaat ini adalah yang lain daripada hari lain, kerana semata-mata perlu untuk menghadiri solat Jumaat dan mendengarkan khutbah. Terkadang, ada yang datang pada waktu azan dilaungkan. Ada juga yang tiba 'tepat pada masa' semasa akhir khutbah dan menunggu saat-saat solat Jumaat secara berjemaah.

Kehadiran saya di kuliah kitab Hidayatus Salikin mendengar kupasan daripada Syeikh Ahmad Fahmi Zam Zam sekitar tahun 2009 telah memberi perspektif baru, bahawa betapa sunnah dalam penghayatan Hari Jumaat selama ini telah terabai buat sekian lama. Ya, kita sibuk dengan kerja seharian, sekolah, mahupun ke kuliah universiti, sehinggakan kita tidak merasakan betapa istimewanya pada hari tersebut. Bahkan, pada hakikatnya, keseluruhan hari Jumaat tersebut (bermula petang Khamis sehingga petang Jumaat) mengandungi keberkahan yang tiada tandingnya. Puas saya mencari nota syarah kuliah tersebut, tetapi belum menemuinya untuk dikongsi bersama. Tidak mampu berkongsi semua, memadailah sekelumit sahaja...

Mari kita mulakan amalan Hari (dan malamnya) Jumaat sedikit demi sedikit:

1. Membaca Surah Kahfi


"Barangsiapa membaca surah al-Kahfi pada hari Jumaat nescaya diterangkan baginya daripada nur barang yang antara dua Jumaat itu." (Hadith Riawat Hakim dan Baihaqi, m/s 122)

2. Membanyakkan Selawat

Dalam adab ke-15, Syeikh Abdus Samad Falimbani menyarankan untuk berselawat atas Sayyidina Nabi Muhammad s.a.w pada malam atau hari Jumaat:

"Sayugianya engkau banyakkan membaca selawat dan salam atas Nabi s.a.w pada hari Jumaat dan malamnya, iaitu terlebih daripada hari yang lain kerana kelebihan membaca selawat atas Nabi s.a.w pada hari Jumaat itu amat banyak. Dan sesetengah daripada kelebihan membaca selawat itu sabda Nabi s.a.w:
'Barangsiapa membaca selawat atasku di dalam hari Jumaat 80 kali nescaya mengampuni Allah Ta'ala baginya akan dosa 80 tahun.' (Hadith Riwayat Daruqutni)"

Dalam kitab Fadhilat Selawat oleh Muhadith Syeikh Abdullah Siddiq al-Ghumari al-Hasani disebutkan hadith:


2.1 Daripada Aus bin Aus r.a, Rasulullah s.a.w bersabda:

"Hari kamu yang paling afdal ialah hari Jumaat. Pada hari itu, diciptakan (Nabi) Adam dan pada hari itu juga nyawanya dicabut. Pada hari Jumaat juga, berlaku tiupan sangkakala dan Kiamat. Maka perbanyakkanlah ucapan selawat ke atasku pada hari itu kerana selawat kalian akan dihadapkan kepadaku.
Para sahabat bertanya, 'Bagaimanakah selawat kami akan dipersembahkan kepada kamu, sedangkan kamu telah binasa? Mereka memaksudkan sebagai binasa dimamah tanah.'
Maka baginda s.a.w bersabda, 'Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi daripada memakan jasad-jasad para nabi.' " (Hadith Riwayat Imam Ahmad, Abu Daud, al-Nasaie dan ibnu Majah)
Hadith yang lebih kurang sama daripada Abi Darda' juga dalam kitab tersebut. Imam Nawawi dalam kitab al-Azkar juga menyebut kelebihan membanyakkan selawat atas baginda Nabi s.a.w pada hari Jumaat. Syeikh Abdus Samad Falimbani juga menyebut agar membanyakkan tasbih dan istighfar bermula pada petang Khamis, kerana waktu tersebut sudah menyamai kelebihan pada Hari Jumaat.


Jika terdapat majlis zikir, selawat ataupun seumpamanya pada malam Jumaat, hadirlah ke majlis tersebut. Insya-Allah mendapat berkat daripada amalan-amalan tersebut. Alhamdulillah, saya diberikan nikmat untuk menghadiri Majlis Ratib al-Attas di Madrasah al-Khairat, Kuching secara rutin pada malam Jumaat.


Dalam majlis tersebut, dibacakan surah Yaasiin, susunan wirid Ratib al-Attas, doa-doa, himpunan selawat para ulama muktabar, Asma'ul Husna serta mengalunkan qosidah dan maulid indah berzikir kepada Allah dan berselawat atas Sayyiduna Nabi Muhammad s.a.w. Majlis tersebut dipimpin oleh mudir madrasah, Habib Mohammad bin Alwi al-Attas. Bacaan tersebut terhimpun dalam kitab Kitab 'Pembuka Jalan Mendekatkan Diri kepada Allah' yang disusun oleh beliau.




2. Datang Awal ke Masjid dan Beriktikaf

Sabda Nabi Muhammad s.a.w:

"Barangsiapa pergi ke masjid kerana sembahyang Jumaat pada saat yang pertama maka seolah-olah ia menyembelih korban seekor unta. Dan barangsiapa pergi pada saat yang kedua maka seolah-olah ia menyembelih korban seekor lembu. Dan barangsiapa pergi pada saat yang ketiga maka seolah-olah ia menyembelih korban seekor kambing biri-biri yang bertanduk. Dan barangsiapa pergi pada saat yang keempat seolah-olah ia memberi hadiah seekor ayam. Dan barangsiapa pergi pada saat yang kelima maka seolah-olah memberi hadiah satu telur. Maka apabila keluar imam maka dilipat suratan dan diangkat akan qalam dan berhimpun segala malaikat pada sisi mimbar pada hal mendengar mereka itu akan zikir (khutbah)." (Hadith Mutafaq 'Alaih, m/s 120)

Saya terimbau, bahawa Syeikh Fahmi Zam Zam mengatakan 'saat' yang disebut dalam kitab Hidayatus Salikin bermaksud jam. Jika dihitung sejak subuh sehinggalah waktu zuhur pada hari tersebut, maka jaraknya dalam lebih kurang 6 jam. Barangsiapa yang datang awal untuk tujuan solat Jumaat, maka pahala diperoleh berdasarkan kadar pahala korban yang dimaksudkan dalam hadith tersebut. Syeikh Abdus Samad menghurai panjang tentang adab dan amalan ketika di dalam masjid.

Persoalannya, masakini, mungkin atas kesibukan memenuhi keperluan kerja, persekolahan atau aktiviti seharian terkadang mendesak menyebabkan kita lewat untuk tiba di masjid. Dari semasa ke semasa, marilah kita membaiki perancangan untuk Hari Jumaat dengan lebih baik, dengan menghadirkan diri ke masjid seawal yang mungkin.



3. Membaca 4 Surah 7 Kali Usai Solat Jumaat


Dalam adab ke-17 kitab Hidayatus Salikin, Syeikh Abdus Samad Falimbani mengusulkan amalan membaca surah:
al-Fatihah x 7 kali
al-Ikhlas x 7 kali
al-Falaq x 7 kali
an-Naas x 7 kali

sebelum berkata-kata. Saya juga telah mendengar amalan ini daripada Dato' Syeikh Muhammad Fuad bin Kamaludin al-Maliki dalam satu kuliah pada tahun 2009 dahulu. Beliau mengatakan bahawa amalan tersebut merupakan amalan para ulama sejak zaman-berzaman. Namun demikian, seseorang harus langsung membaca surah al-Fatihah sehinggalah an-Naas sebelum berkata-kata yang lain dan masih duduk sediakala daripada tahiyat akhir.

Menurut Syeikh Abdus Samad Falimbani, amalan tersebut 'memeliharakan ia daripada segala kejahatan daripada satu Jumaat kepada Jumaat yang lainnya, dan lagi memeliharakan bagimu daripada syaitan.'



4. Ada Saat Mustajab Doa Hari Jumaat


Pada hari Jumaat terdapat masa doa mustajab. Ada pendapat mengatakan daripada Sayyidatina Fatimah az-Zahra' binti Rasulullah s.a.w, bahawa menurut beliau doa mustajab pada hari Jumaat adalah pada waktu Asar sehinggalah maghrib pada hari Jumaat tersebut. Berkata Syeikh Abdus Samad Falimbani dalam Hidayatus Salikin beliau:
"Sayugia membanyakkan berdoa pada hari Jumaat itu pada beberapa waktu iaitu pada:
i. waktu terbit matahariii. waktu gelincir matahariiii. waktu masuk matahariiv. waktu iqamatv. waktu khatib naik ke mimbarvi. ketika beriri manusia kepada sembahyang,kerana segala waktu yang demikian itu sangat diharap akan mustajab."
Allahu'alam, Allah Maha Mengetahui. Ini adalah pendapat para arifin yang dibukakan mata hati mereka oleh-Nya. Adalah tidak mustahil jika mereka dikurniakan kelebihan mengetahui rahsia-rahsia-Nya seperti saat doa mustajab ini. Tidak layaklah membandingkan diri kita orang awam mutakhir seperti kita ini ini berbanding dengan orang-orang yang mempunyai darjat taqwa yang tinggi di sisi Allah.



Sebagai kesimpulan, memadailah saya mengungkapkan kata-kata Imam al-Ghazali tentang keistimewaan Hari Jumaat dalam kitab Bidayatul Hidayah:


"... dan jadikanlah hari ini dalam minggumu sebagai hari yang engkau khususkan bagi akhiratmu. Mudah-mudahan ia menjadi kifarat (penebus) bagi hari-hari yang lain dalam minggu itu."


Wallahu'alam. Mohon pencerahan dan teguran atas segala salah dan silap.


Daripada Habib Mohammad as-Seggaf:


NOTA: Hidayatus Salikin (Petunjuk Jalan Bagi Orang yang Takut Kepada Allah Taala) merupakan sebuah kitab huraian daripada kitab Bidayatul Hidayah (sebuah karangan ringkasan kepada kitab Ihya' Ulumuddin karangan Imam Ghazali).Hidayatus Salikin ditulis oleh Syeikh Abdus Samad al-Falimbani. Kitab ini ditulis oleh ulama ini bagi membolehkan masyarakat Nusantara dapat memahami pemikiran Imam Ghazali secara lebih dekat, sejak 200 tahun yang lampau. Kitab ini disunting dan disempurnakan oleh Syeikh Fahmi Zamzam al-Banjari an-Nadwi al-Maliki.


NOTA: Syeikh Ahmad Fahmi Zam Zam merupakan seorang ulama daripada Banjar, Kalimantan Indonesia. al-Banjari merupakan gelaran tempat kelahiran beliau. Manakala an-Nadwi pula merupakan gelaran yang diberikan oleh guru beliau, Syed Abul Hassan ali Nadwi (ulama besar India) semasa menuntut di Naudatul Ulama, Lucknow, India. Manakala gelaran al-Maliki merupakan gelaran yang diberikan oleh gurunya Syed Muhammad Alawi al-Hasani (ulama besar Mekah, keturunan Nabi Muhammadsallallahu alaihi wasallam) ketika menuntut di Makkah.

KISAH PERLAWANAN ANTARA SEORANG LELAKI DAN IBLIS

Suami isteri itu hidup tenteram mula-mula. Meskipun melarat, mereka taat kepada perintah Tuhan. Segala yang dilarang Allah dihindari, dan ibadah mereka tekun sekali. Si Suami adalah seorang yang alim yang taqwa dan tawakkal. Tetapi sudah beberapa lama isterinya mengeluh terhadap kemiskinan yang tiada habis-habisnya itu. Ia memaksa suaminya agar mencari jalan keluar. Ia membayangkan alangkah senangnya hidup jika segala-galanya serba cukup.
Pada suatu hari, lelaki yang alim itu berangkat ke ibu kota, mahu mencari pekerjaan. Di tengah perjalanan is melihat sebatang pohon besar yang tengah dikerumuni orang. Is mendekat. Ternyata orang-orang itu sedang memuja-muja pohon yang konon keramat dan sakti itu. Banyak juga kaum wanita dan pedagang-pedagang yang meminta-minta agar suami mereka setia atau dagangnya laris.

"Ini syirik," fikir lelaki yang alim tadi. "Ini harus dibanteras habis. Masyarakat tidak boleh dibiarkan menyembah serta meminta selain Allah." Maka pulanglah dia terburu. Isterinya heran, mengapa secepat itu suaminya kembali. Lebih heran lagi waktu dilihatnya si suami mengambil sebilah kapak yang diasahnya tajam. Lantas lelaki alim tadi bergegas keluar. Isterinya bertanya tetapi ia tidak menjawab. Segera dinaiki keldainya dan dipacu cepat-cepat ke pohon itu. Sebelum sampai di tempat pohon itu berdiri, tiba-tiba melompat sesusuk tubuh tinggi besar dan hitam. Dia adalah iblis yang menyerupai sebagi manusia.

"Hai, mahu ke mana kamu?" tanya si iblis.
Orang alim tersebut menjawab, "Saya mahu menuju ke pohon yang disembah-sembah orang bagaikan menyembah Allah. Saya sudah berjanji kepada Allah akan menebang roboh pohon syirik itu."
"Kamu tidak ada apa-apa hubungan dengan pohon itu. Yang penting kamu tidak ikut-ikutan syirik seperti mereka. Sudah pulang saja."
"Tidak boleh, kemungkaran mesti dibanteras," jawab si alim bersikap tegas.
"Berhenti, jangan teruskan!" bentak iblis marah.

"Akan saya teruskan!"
Kerana masing-masing tegas pada pendirian, akhirnya terjadilah perkelahian antara orang alim tadi dengan iblis. Kalau melihat perbezaan badannya, seharusnya orang alim itu dengan mudah boleh dibinasakan. Namun ternyata iblis menyerah kalah, meminta-minta ampun. Kemudian dengan berdiri menahan kesakita dia berkata, "Tuan, maafkanlah kekasaran saya. Saya tak akan berani lagi mengganggu tuan. Sekarang pulanglah. Saya berjanji, setiap pagi, apabila Tuan selesai menunaikan sembahyang Subuh, di bawah tikar sembahyang Tuan saya sediakan wang emas empat dinar. Pulang saja berburu, jangan teruskan niat Tuan itu dulu,"

Mendengar janji iblis dengan wang emas empat dinar itu, lunturlah kekerasan tekad si alim tadi. Ia teringatkan isterinya yang hidup berkecukupan. Ia teringat akan saban hari rungutan isterinya. Setiap pagi empat dinar, dalam sebulan saja dia sudah boleh menjadi orang kaya. Mengingatkan desakan-desakan isterinya itu maka pulanglah dia. Patah niatnya semula hendak membanteras kemungkaran.
Demikianlah, semnejak pagi itu isterinya tidak pernah marah lagi. Hari pertama, ketika si alim selesai sembahyang, dibukanya tikar sembahyangnya. Betul di situ tergolek empat benda berkilat, empat dinar wang emas. Dia meloncat riang, isterinya gembira. Begitu juga hari yang kedua. Empat dinar emas. Ketika pada hari yang ketiga, matahari mulai terbit dan dia membuka tikar sembahyang, masih didapatinya wang itu. Tapi pada hari keempat dia mulai kecewa. Di bawah tikar sembahyangnya tidak ada apa-apa lagi keculai tikar pandan yang rapuh. Isterinya mulai marah kerana wang yang kelmarin sudah dihabiskan sama sekali.

Si alim dengan lesu menjawab, "Jangan khuatir, esok barangkali kita bakal dapat lapan dinar sekaligus."
Keesokkan harinya, harap-harap cemas suami-isteri itu bangun pagi-pagi. Selesai sembahyang dibuka tikar sejadahnya kosong.
"Kurang ajar. Penipu," teriak si isteri. "Ambil kapak, tebanglah pohon itu."
"Ya, memang dia telah menipuku. Akan aku habiskan pohon itu semuanya hingga ke ranting dan daun-daunnya," sahut si alim itu.
Maka segera ia mengeluarkan keldainya. Sambil membawa kapak yang tajam dia memacu keldainya menuju ke arah pohon yang syirik itu. Di tengah jalan iblis yang berbadan tinggi besar tersebut sudah menghalang. Katanya menyorot tajam, "Mahu ke mana kamu?" herdiknya menggegar.

"Mahu menebang pohon," jawab si alim dengan gagah berani.
"Berhenti, jangan lanjutkan."
"Bagaimanapun juga tidak boleh, sebelum pohon itu tumbang."
Maka terjadilah kembali perkelahian yang hebat. Tetapi kali ini bukan iblis yang kalah, tapi si alim yang terkulai. Dalam kesakitan, si alim tadi bertanya penuh heran, "Dengan kekuatan apa engkau dapat mengalahkan saya, padahal dulu engkau tidak berdaya sama sekali?"
Iblis itu dengan angkuh menjawab, "Tentu saja engkau dahulu boleh menang, kerana waktu itu engkau keluar rumah untuk Allah, demi Allah. Andaikata kukumpulkan seluruh belantaraku menyerangmu sekalipun, aku takkan mampu mengalahkanmu. Sekarang kamu keluar dari rumah hanya kerana tidak ada wang di bawah tikar sejadahmu. Maka biarpun kau keluarkan seluruh kebolehanmu, tidak mungkin kamu mampun menjatuhkan aku. Pulang saja. Kalau tidak, kupatahkan nanti batang lehermu."

Mendengar penjelasan iblis ini si alim tadi termangu-mangu. Ia merasa bersalah, dan niatnya memang sudah tidak ikhlas kerana Allah lagi. Dengan terhuyung-hayang ia pulang ke rumahnya. Dibatalkan niat semula untuk menebang pohon itu. Ia sedar bahwa perjuangannya yang sekarang adalah tanpa keikhlasan kerana Allah, dan ia sedar perjuangan yang semacam itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain dari kesiaan yang berlanjutan . Sebab tujuannya adalah kerana harta benda, mengatasi keutamaan Allah dan agama. Bukankah bererti ia menyalahgunakan agama untuk kepentingan hawa nafsu semata-mata ?

"Barangsiapa di antaramu melihat sesuatu kemungkaran, hendaklah (berusaha) memperbaikinya dengan tangannya (kekuasaan), bila tidak mungkin hendaklah berusaha memperbaikinya dengan lidahnya (nasihat), bila tidak mungkin pula, hendaklah mengingkari dengan hatinya (tinggalkan). Itulah selemah-lemah iman."
Hadith Riwayat Muslim

'AUJ BIN UNUQ DIBINASAKAN OLEH BURUNG HUD-HUD

Auj bin Unuq adalah manusia yang berumur sehingga 4,500 tahun. Tinggi tubuh badannya di waktu berdiri adalah seperti ketinggian air yang dapat menenggelamkan negeri pada zaman Nabi Nuh a.s. Ketinggian air tersebut tidak dapat melebihi lututnya.
Ada yang mengatakan bahwa dia tinggal di gunung. Apabila dia merasa lapar, dia akan menghulurkan tangannya ke dasar laut untuk menangkap ikan kemudian memanggangnya dengan panas matahari. Apabila dia marah atas sesebuah negeri, maka dia akan mengencingi negeri tersebut hinggalah penduduk negeri itu tenggelam di dalam air kencingnya.

Apabila Nabi Musa bersama kaumnya tersesat di kebun teh, maka 'Auj bermaksud untuk membinasakan Nabi Musa bersama kaumnya itu. Kemudian 'Auj datang untuk memeriksa tempat kediaman askar Nabi Musa a.s., maka dia mendapati beberapa tempat kediaman askar Nabi Musa itu tidak jauh dari tempatnya. Kemudian dia mencabut gunung-gunung yang ada di sekitarnya dan diletakkan di atas kepalanya supaya mudah untuk dicampakkan kepada askar-askar Nabi Musa a.s.
Sebelum sempat 'Auj mencampakkan gunung-gunung yang diunjung di atas kepalanya kepada askar Nabi Musa a.s, Allah telah mengutuskan burung hud-hud dengan membawa batu berlian dan meletakkannya di atas gunung yang dijunjung oleh 'Auj. Dengan kekuasaan Allah, berlian tersebut menembusi gunung yang dijunjung oleh 'Auj sehinggalah sampai ke tengkuknya. 'Auj tidak sanggup menghilangkan berlian itu, akhirnya 'Auj binasa disebabkan batu berlian itu.

Dikatakan bahwa ketinggian Nabi Musa a.s adalah empat puluh hasta dan panjang tongkatnya juga empat puluh hasta dan memukulkan tongkatnya kepada 'Auj tepat mengenai mata dan kakinya. Ketika itu jatuhlah 'Auj dengan kehendak Allah S.W.T dan akhirnya tidak dapat lari daripada kematian sekalipun badannya tinggi serta memiliki kekuatan yang hebat.

KEJUJURAN SEORANG SAUDAGAR PERMATA

Pada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya kerana ia akan keluar solat. Ketika itu datanglah seorang badwi yang hendak membeli perhiasan di kedai itu. Maka terjadilah jual beli di antara badwi itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi.
Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Saudara kepada Yunus menunjukkan suatu barang yang sebetulnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badwi tadi tanpa diminta mengurangkan harganya tadi. Diten
gah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bin Ubaid lalu bertanya kepada si badwi yang membawa barang perhiasan yang dibeli dari kedainya tadi. Sememangnya dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya. Saudagar Yunus bertanya kepada badwi itu, "Berapakah harga barang ini kamu beli?"

Badwi itu menjawab, "Empat ratus dirham."
"Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham saja. Mari ke kedai saya supaya saya dapat kembalikan wang selebihnya kepada saudara." Kata saudagar Yunus lagi.
"Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yang empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham."
Tetapi saudagar Yunus itu tidak mahu melepaskan badwi itu pergi. Didesaknya juga agar badwi tersebut balik ke kedainya dan bila tiba dikembalikan wang baki kepada badwi itu. Setelah badwi itu beredar, berkatalah saudagar Yunus kepada saudaranya, "Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan dua kali ganda?" Marah saudagar Yunus lagi.

"Tetapi dia sendiri yang mahu membelinya dengan harga empat ratus dirham." Saudaranya cuba mempertahankan bahwa dia dipihak yang benar.
Kata saudagar Yunus lagi, "Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendi
ri."
Jika kisah ini dapat dijadikan tauladan bagi peniaga-peniaga kita yang beriman, amatlah tepat. Kerana ini menunjukkan peribadi seorang peniaga yang jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yang halal. Jika semuanya berjalan dengan aman dan tenteram kerana tidak ada penipuan dalam perniagaan.

Dalam hal ini Rasulullah S.A.W bersabda, "Sesungguhnya Allah itu penetap harga, yang menahan, yang melepas dan memberi rezeki dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzalimi di jiwa atau diharga." (Diriwayat lima imam kecuali imam Nasa'i)

KUBUR BERKATA SEWAKTU SEWAKTU JENAZAH FATIMAH AZ-ZAHRA HENDAK DIKEBUMIKAN.

Dikisahkan bahwa sewaktu Fatimah r.a. meninggal dunia maka jenazahnya telah diusung oleh 4 orang, antara :-

1.    Ali bin Abi Talib (suami Fatimah r.a)

2.    Hasan (anak Fatima r.a)

3.    Husin (anak Faimah r.a)

4.    Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a


Sewaktu jenazah Fatimah r.a diletakkan di tepi kubur maka Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a berkata kepada kubur, "Wahai kubur, tahukah kamu jenazah siapakah yang kami bawakan kepada kamu ? Jenazah yang kami bawa ini adalah Siti Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah S.A.W."
Maka berkata kubur, "Aku bukannya tempat bagi mereka yang berdarjat atau orang yang bernasab, adapun aku adalah tempat amal soleh, orang yang banyak amalnya maka dia akan selamat dariku, tetapi kalau orang itu tidak beramal soleh maka dia tidak akan terlepas dari aku (akan aku layan dia dengan seburuk-buruknya)."

Abu Laits as-Samarqandi berkata kalau seseorang itu hendak selamat dari siks
a kubur hendaklah melazimkan empat perkara semuanya :-

1.    Hendaklah ia menjaga solatnya

2.    Hendaklah dia bersedekah

3.    Hendaklah dia membaca al-Qur'an

4.    Hendaklah dia memperbanyakkan membaca tasbih kerana dengan memperbanyakkan membaca tasbih, ia akan dapat menyinari kubur dan melapangkannya.

Adapun empat perkara yang harus dijauhi ialah :-

1.    Jangan berdusta

2.    Jangan mengkhianat

3.    Jangan mengadu-domba (jangan suka mencucuk sana cucuk sini)

4.    Jangan kencing sambil berdiri

Rasulullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud, "Bersucilah kamu semua dari kencing, kerana sesungguhnya kebanyakan siksa kubur itu berpunca dari kencing."
Seseorang itu tidak dijamin akan terlepas dari segala macam siksaan dalam kubur, walaupun ia seorang alim ulama' atau seorang anak yang bapanya sangat dekat dengan Allah. Sebaliknya kubur itu tidak memandang adakah orang itu orang miskin, orang kaya, orang berkedudukan tinggi atau sebagainya, kubur akan melayan seseorang itu mengikut amal soleh yang telah dilakukan sewaktu hidupnya di dunia ini.

Jangan sekali-kali kita berfikir bahwa kita akan dapat menjawab setiap soalan yang dikemukakan oleh dua malaikat Mungkar dan Nakir dengan cara kita menghafal. Pada hari ini kalau kita berkata kepada saudara kita yang jahil takutlah kamu kepada Allah dan takutlah kamu kepada soalan yang akan dikemukakan ke atas kamu oleh malaikat Mungkar dan Nakir, maka mereka mungkin akan menjawab, "Ah mudah saja, aku boleh menghafal untuk menjawabnya."
Itu adalah kata-kata orang yang tidak berfikiran. Seseorang itu tidak akan dapat menjawab setiap soalan di alam kubur jikalau dia tidak mengamalkannya sebab yang akan menjawab ialah amalnya sendiri. Sekiranya dia rajin membaca al-Qur'an, maka al-Qur'an itu akan membelanya dan begitu juga seterusnya.

JURU DAKWAH YANG TIDAK GENTAR

Kekalahan umat Islam dalam perang Uhud menyebabkan bangkitnya kemarahan orang-orang badwi di sekitar Madinah untuk mencemuh dan mengungkit-ngungkit dendam lama yang sebelumnya sudah terpendam. Namun tanpa curiga sedikit pun Rasulullah memberikan sambutan baik atas kedatangan sekelompok pedagang Arab yang menyatakan keinginan sukunya hendak mendengar dan memeluk Islam. Untuk itu mereka meminta para jurudakwah dikirimkan ke kampung suku itu. Rasulullah s.a.w meluluskan. Enam orang sahabat yang alim diutus untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka berangkat bersama para pedagang Arab itu.

Di kampung Ar-Raji, dalam wilayah kekuasaan suku Huzail, para pedagang itu tiba-tiba melakukan pengurangan atas keenam sahabat Rasulullah s.a.w, sambil berseru meminta bantuan kaum Huzail. Keenam pendakwah itu dengan pantas menghunus senjata masing-masing dan siap mengadakan perlawanan, setelah insaf bahwa mereka tengah dijebak.
Para pedagang yang licik tadi berteriak, "Sabar saudara-saudara. Kami tidak bermaksud membunuh atau menganiayai kalian. Kami cuma mahu menangkap kalian untuk kami jual ke Makkah sebagai budak belian. Keenam sahabat Rasulullah s.a.w itu tahu nasib mereka bahkan lebih buruk daripada terbunuh dalam pertarungan tidak berimbang itu. Kerana mereka segera bertakbir seraya menyerang dengan tangkas.

Terjadilah pertempuran seru antara enam pendakwah berhati tulus dengan orang-orang yang beringas yang jumlanya jauh lebih besar. Pedang mereka ternyata cukup tajam. Beberapa orang lawan telah menjadi korban. Akhirnya tiga sahabat tertusuk musuh dan langsung gugur. Seorang lagi dibaling batu beramai-ramai hingga tewas. Bakinya tinggal dua orang; Zaid bin Addutsunah dan Khusaib bin Adi.
Apalah daya dua orang pejuang, betapa pun lincahnya perlawanan merek, menghadapi begitu banyak musuh yang tangguh ? Selang beberapa saat sesudah jatuhnya empat sahabat tadi, kedua orang itu dapat dilumpuhkan dan belenggu. Lalu mereka diangkut menuju pasar budak di Makkah. Zaid dibeli oleh Shafwan bin Umayyah. Ayah Shafwan, Umayyah bin Khalaf, adalah majikan Bilal dan Amir bin Fuhairah. Umayyah terkenal sangat kejam kepada budak-budaknya. Bilal pernah disalib di atas pasir dan dijemur di tengah teik matahari dengan badan ditindihi batu. Untung Bilal ditebus oleh Saiyidina Abu Bakar Assidiq dan dimerdekakan. Orang Habsyi ini kemudian terkenal sebagai sahabat dekat Rasulullah s.a.w. dan diangkat sebagai Muazin, tukang azan.

Dalam perang Badar, Umayyah bin Khalaf berhadap-hadapan dengan bekas budaknya itu. Dan Bilal berhasil membunuhnya dalam pertempuran yang sengit satu lawan satu. Adapun Khubaib bin Adi diambil oleh Uqbah bin Al-Harits dengan tujuan yang sama seperti maksud Shafwan membeli Zaid bin Abdutsunah. Iaitu untuk membalas dendam kebencian mereka kepada umat Islam.
Maka oleh orang-orang Quraisy, Zaid diseret menuju Tan'im, salah satu tempat untuk miqat umrah. DI sanalah Zaid akan dijalani hukuman pancung, buatkan sesuatu yang ia tidak pernah melakukannya, iaitu terbunuhnya Umayyah bin Khalaf, ayahanda Shafwan. Menjelang algojo menetak parangnya, pemimpin kaum Musyrikin Abu Sufyan bertanya garang, "Zaid bedebah, apakah engkau senang seandainya di tempatmu ini Muhammad, sedangkan engkau hidup tenteram bersama keluargamu di rumah ?"

"Janganlah begitu," bantah Zaid dengan keras. "Dalam keadaan begini pun aku tidak rela Rasulullah tertusuk duri kecil di rumahnya."
Abu Sufyan menjadi marah. "Bereskan," teriaknya kepada algojo. Dalam sekelip mata, sebilah parang berkilat di tengah terik matahari dan darah segar menyembur keluar. Zaid bin Abdutsunah gugur setelah kepalanya dipotong, menambah jumlah penghuni syurga dengan seorang syuhada' lagi. Di hati Abu Sufyan dan orang-orang Quraisy lainnya timbul keheranan akan kesetiaan para sahabat kepada Muhammad. Sampai tergamam di bibir Abu Sufyan ucapan kagum, "Aku tidak perna menemukan seorang yang begitu dicintai para sahabat seperti Muhammad."

Sesudah selesai pemancungan Zaid, datang pula rombongan lain yang menyeret Khubaib bin Adi. Sesuai dengan hukum yang berlaku di seluruh Tanah Arab, kepada pesalah yang dijatuhi qisas mati diberikan hak untuk menyampaikan permintaan terakhir. Demikian juga Khubaib. Juru dakwah yang bestari ini meminta izin untuk solat sunnah dua rakaat. Permohonan tersebut dikabulkan. Dengan khusyuk dan tenang, seolah-olah dalam suasana aman tenteram tanpa ancaman kematian, Khubaib melaksanakan ibadahnya sampai selesai. Setelah salam dan mengangkat dua tangan, ia berkata, "Demi Allah. Andaikata bukan kerana takut disangka aku gentar menghadapi maut, maka solatku akan kulakukan lebih panjang."

Khubaib disalib dahulu lalu dihabisi sepertimana dilaksanakan ke atas Zaid bin Abdutsunah. Jasadnya telah lebur sebagaimana jenazah lima sahabatnya yang lain. Namun semangat dakwah mereka yang dilandasi keikhlasan untuk menyebarkan ajaran kebenaran takkan pernah padam dari permukaan bumi. Semangat itu terus bergema sehingga makin banyak jumlah pendakwah yang dengan kekuatan sendiri, atas biaya peribadi, menyelusup keluar-masuk pedalaman berbatu-batu karang atau berhutan-hutan belantara buat menyampaikan firman Tuhan menuju keselamatan

MABUK DALAM CINTA TERHADAP ALLAH

Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahwa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya."
Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."

Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah."
Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah, maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.
Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahwa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T, "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai saja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit.
Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s."Kemudian Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia. 2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia inginmendapat sanjungan dari manusia. 3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.
Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :

1.    Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.

2.    Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.

3.    Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.

4.    Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.

5.    Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur."

"Sikap buruk merusak perbuatan baik, seperti cuka merusak madu"

 
Free Web Hosting | Top Web Hosting | Great HTML Templates from easytemplates.com.