"Allah akan menolong seorang hambanya, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya" (HR. Muslim)

BRAVO'-nya si Kafir dan si Munafik

Foto: 'BRAVO'-nya si Kafir dan si Munafik
---------------------------------------------------
Kalau FPI melakukan kebaikan, aksi-aksi sosial dsb, kata kaum kafir harbi dan munafikin alias para pembenci FPI:

"ahh itu mah cuma pencitraan, percuma sandiwaramu FPI! Memangnya cuma FPI doank yang bisa melakukan aksi sosial? Banyak kok yang lainnya!"

Kalau FPI melakukan kesalahan atau terjadi bentrokan alias "aksi anarkis", kata kaum munafikin:

"begitulah memang FPI, ormas anarkis dan kekerasan, jangan dibilang pelakunya cuma oknum FPI ya, tapi memang begitulah perilaku asli anarkis FPI. Pokoknya FPI yang salah, bubarkan FPI!"

Kalau PDIP(contoh) melakukan kebaikan, aksi-aksi sosial dsb, kata kaum munafikin:

"begitulah memang PDIP. Sungguh mulia memang mereka, parpol peduli wong cilik, bukti aksi-aksi sosial dan kepedulian mereka tak bisa kalian sangkal, sisi kemanusiaan PDIP memang luar biasa, bravo PDIP!"

Kalau PDIP melakukan kesalahan/anarkisme, kata kaum munafikin:

"itu pelakunya kan cuma oknum PDIP, jangan bawa2 nama PDIPnya karena itu cuma ulah segelintir oknum, itu cuma individu-individu yang bersalah. Lagian bisa aja itu massa dari luar yang pake baju merah PDIP, bisa aja tokh?

Kalo PDIP(contoh)-nya mah bagus. Bravo PDIP!" :v

Dukungan untuk FPI "indonesia tanpa JIL" (Jaringan Iblis La'natullah)

 Kalau FPI melakukan kebaikan, aksi-aksi sosial dsb, kata kaum kafir harbi dan munafikin alias para pembenci FPI:

"ahh itu mah cuma pencitraan, percuma sandiwaramu FPI! Memangnya cuma FPI doank yang bisa melakukan aksi sosial? Banyak kok yang lainnya!"

Kalau FPI melakukan kesalahan atau terjadi bentrokan alias "aksi anarkis", kata kaum munafikin:

"begitulah memang FPI, ormas anarkis dan kekerasan, jangan dibilang pelakunya cuma oknum FPI ya, tapi memang begitulah perilaku asli anarkis FPI. Pokoknya FPI yang salah, bubarkan FPI!"

Kalau PDIP(contoh) melakukan kebaikan, aksi-aksi sosial dsb, kata kaum munafikin:

"begitulah memang PDIP. Sungguh mulia memang mereka, parpol peduli wong cilik, bukti aksi-aksi sosial dan kepedulian mereka tak bisa kalian sangkal, sisi kemanusiaan PDIP memang luar biasa, bravo PDIP!"

Kalau PDIP melakukan kesalahan/anarkisme, kata kaum munafikin:

"itu pelakunya kan cuma oknum PDIP, jangan bawa2 nama PDIPnya karena itu cuma ulah segelintir oknum, itu cuma individu-individu yang bersalah. Lagian bisa aja itu massa dari luar yang pake baju merah PDIP, bisa aja tokh?

Kalo PDIP(contoh)-nya mah bagus. Bravo PDIP!"

Dukungan untuk FPI "indonesia tanpa JIL" (Jaringan Iblis La'natullah)

TEORI SAPU LIDI













 


Wahai Saudaraku ... , bersatulah ! Jangan sekali-kali berpecah belah !!

Ingat : Sapu Lidi jika sebatang, maka anak kecil sekali pun dengan mudah bisa mematahkannya. Namun jika Sapu Lidi sudah seikat, maka orang dewasa sebesar dan sekuat apa pun tetap tak akan mampu mematahkannya.

Selain itu, jika Sapu Lidi sebatang, maka tak akan mampu menyingkirkan seonggok sampah, bahkan bukan sampah yang tergusur, justrru Sapu Lidinya yang hancur.

Namun jika Sapu Lidi sudah seikat, maka seonggok sampah dengan mudah bisa disingkirkan.

Begitu juga perjuangan :

Jika Umat Islam berjuang sendiri-sendiri, maka musuh sekecil dan selemah apa pun bisa dengan mudah mematahkan perjuangan Kaum Muslimin.

Namun jika Umat Islam berjuang bersama bersatu padu, maka musuh sebesar dan sekuat apa pun tak akan mudah, bahkan tak akan mampu, untuk mematahkan perjuangan Kaum Muslimin.

Selain itu, jika Umat Islam berjuang sendiri-sendiri, maka tak akan mampu menyingkirkan Sampah Ma'siat di tengah masyarakat, bahkan bisa jadi bukan ma'siatnya yang tergusur, justeru perjuangannya yang bisa hancur.

Namun jika Umat Islam berjuang bersama bersatu padu, maka niscaya dengan mudah bisa menyingkirkan Sampah Ma'siat dari tengah masyarakat.

Habib Muhammad Rizieq Syihab (Imam Besar Front Pembela Islam)

Singa yang Liar Tunduk Patuh Kepada Habib Umar Al-Hafidz

[perjalanan dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz ke pedalaman Afrika] 

Foto: [perjalanan dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz ke pedalaman Afrika] Singa yang Liar Tunduk Patuh Kepada Habib Umar Al-Hafidz
------------------------------------------------------------------------------->
*Dikutip  dari tulisan KH. Mukhlas Noer (Ketua Ponpes Lirboyo Kediri). Kisah ini juga pernah disinggung oleh almarhum al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa*

---> Dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz di Afrika Dihadang oleh Singa <---

Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis.

Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.

Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat. 

Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari mangsa di saat malam tiba.

Al-Habib Umar pun keluar dari mobil yang ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta al-Habib Umar memerintahkan seseorang untuk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan untuk membaca Maulid al-Habsyi (Simthud Durar).

Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yang berjaga di pos itu beragama Kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.

Setelah pembacaan maulid selesai, al-Habib Umar mendapat isyarat untuk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha untuk mencegahnya, tapi al-Habib Umar bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif untuk mengikuti al-Habib Umar dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa-apa dengan al-Habib Umar dan rombongan.

Di tengah perjalanan hal yang dikhawatirkanpun terjadi. Di depan mobil yang ditumpangi oleh al-Habib Umar, muncul seekor singa. Ketika itu al-Habib Umar duduk di kursi depan. Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut. Walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dengan rombongan lain yang mulai menunjukkan rasa ketakutannya.

Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk al-Habib Umar, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. Al-Habib Umar pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. Lalu beliau berkata kepada supir: “Turunkan jendela ini!”    Supir pun menjawab dengan ketakutan: “Ya Habib, ini singa!”    Tapi al-Habib Umar tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut.

Kaca jendela pun diturunkan. Suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, al-Habib Umar mengajak bicara singa tersebut:

“Hai singa! Kami ini adalah utusan Rasulullah Saw.”

Kemudian al-Habib Umar mengambil sebuah pisang dan memberikannya kepada singa itu. Singa yang biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yang diberikan al-Habib Umar. Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk-anggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan al-Habib Umar dan rombongan.

Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian al-Habib Umar dan rombongan sampai ke tempat tujuan.   Setelah menyaksikan kejadian yang luar biasa itu, para polisi yang sebelumnya beragama Kristen itupun ingin mengikrarkan diri mereka untuk masuk agama Islam. Ternyata kejadian yang mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah Swt. yang ingin mengembalikan mereka ke dalam pelukan Islam.

Dikutip dari tulisan KH. Mukhlas Noer (Ketua Ponpes Lirboyo Kediri). Kisah ini juga pernah disinggung oleh almarhum al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa*

 Dakwah Al-Habib Umar bin Hafidz di Afrika Dihadang oleh Singa
Suatu saat al-Habib Umar bin Hafidz ingin melakukan perjalanan dakwah ke pedalaman Afrika. Ketika itu beliau ditemani oleh seorang muallaf bernama Khomis.

Khomis adalah salah satu diantara orang-orang yang masuk Islam melalui perantara tangan al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan sering membantu kegiatan dakwah beliau selama di daerahnya.

Pedalaman Afrika yang ingin dikunjungi oleh al-Habib Umar harus melewati hutan belantara, yang mana hutan belantara Afrika terkenal akan hewan buasnya. Tapi dengan mantap Habib Umar bin Hafidz memberikan isyarat untuk segera berangkat.

Dimulailah perjalanan dakwah beliau. Sebelum masuk ke dalam hutan, beliau beserta rombongan dihentikan oleh beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sebuah pos dekat dengan hutan yang ingin dilalui oleh al-Habib Umar. Mereka hendak memperingatan agar al-Habib Umar tidak memasuki hutan karena hari sudah malam. Ditakutkan beliau dan rombongan akan diserang oleh beberapa hewan buas yang keluar untuk mencari mangsa di saat malam tiba.

Al-Habib Umar pun keluar dari mobil yang ditumpanginya dan berdiri di samping mobil tersebut. Serta merta al-Habib Umar memerintahkan seseorang untuk menggelar tikar di dekat mobil dan memerintahkan rombongan untuk membaca Maulid al-Habsyi (Simthud Durar).

Pembacaan maulid pun dimulai. Karena para polisi yang berjaga di pos itu beragama Kristen, mereka pun hanya bisa menonton dari kejauhan.

Setelah pembacaan maulid selesai, al-Habib Umar mendapat isyarat untuk melanjutkan perjalan malam itu juga. Para polisi itu tetap berusaha untuk mencegahnya, tapi al-Habib Umar bersikeras ingin melanjutkan perjalanannya. Para polisi pun kalah argumen dan berinisiatif untuk mengikuti al-Habib Umar dari belakang menggunakan mobil lain, takut kalau tejadi apa-apa dengan al-Habib Umar dan rombongan.

Di tengah perjalanan hal yang dikhawatirkanpun terjadi. Di depan mobil yang ditumpangi oleh al-Habib Umar, muncul seekor singa. Ketika itu al-Habib Umar duduk di kursi depan. Mulailah singa itu mengitari mobil tersebut. Walaupun demikian sang Habib tetap tenang, berbeda dengan rombongan lain yang mulai menunjukkan rasa ketakutannya.

Tak lama kemudian singa itu berhenti di depan jendela sebelah tempat duduk al-Habib Umar, lalu menaikkan kaki depannya ke atas jendela. Al-Habib Umar pun tetap tenang tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. Lalu beliau berkata kepada supir: “Turunkan jendela ini!” Supir pun menjawab dengan ketakutan: “Ya Habib, ini singa!” Tapi al-Habib Umar tetap ingin agar dia menurunkan jendela tersebut.

Kaca jendela pun diturunkan. Suatu kejadian menakjubkan pun terjadi, al-Habib Umar mengajak bicara singa tersebut:

“Hai singa! Kami ini adalah utusan Rasulullah Saw.”

Kemudian al-Habib Umar mengambil sebuah pisang dan memberikannya kepada singa itu. Singa yang biasanya makan daging, kali ini mau memakan pisang yang diberikan al-Habib Umar. Setelah memakan pisang itu, singa mengangguk-anggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan al-Habib Umar dan rombongan.

Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tak lama kemudian al-Habib Umar dan rombongan sampai ke tempat tujuan. Setelah menyaksikan kejadian yang luar biasa itu, para polisi yang sebelumnya beragama Kristen itupun ingin mengikrarkan diri mereka untuk masuk agama Islam. Ternyata kejadian yang mereka saksikan menjadi sebab hidayah Allah Swt. yang ingin mengembalikan mereka ke dalam pelukan Islam.

Kisah Rekening Atas Nama Usman bin Affan RA

oleh : Taufik Rahman

Mungkin tak pernah terbayang oleh siapa pun, bila ada satu bank di
Saudi Arabia yang sampai saat ini menyimpan rekening atas nama
USMAN BIN AFFAN.
Apa kisah sebenarnya di balik pembangunan hotel 'Usman bin Affan Ra' yang saat ini sedang di bangun dekat Masjid Nabawi?
Apakah ada anak cucu keturunan Usman saat ini yang membangunnya atas nama moyang mereka.
Penasaran?
Ikuti kisahnya berikut ini. Barangkali kita dapat mengambil pelajaran.

Setelah hijrah, jumlah kaum Muslimin di Madinah semakin bertambah banyak. Salah satu kebutuhan dasar yang mendesak adalah ketersediaan air jernih. Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah Bi'ru Rumah, milik seorang Yahudi pelit dan oportunis. Dia hanya mau berbagi air sumurnya itu secara jual beli. Mengetahui hal itu,
Usman bin Affan mendatangi si Yahudi dan membeli 'setengah' air
sumur Rumah. Usman lalu mewakafkannya untuk keperluan kaum Muslimin.
Dengan semakin bertambahnya penduduk Muslim, kebutuhan akan
air jernih pun kian meningkat. Karena itu, Usman pun akhirnya membeli 'sisa' air sumur Rumah dengan harga keseluruhan 20.000
dirham (kl. Rp. 5 M). Untuk kali ini pun Usman kembali mewakafkannya untuk kaum Muslimin.

Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Usman bin Affan
terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun
nan luas. Kebun wakaf Usman dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Usmaniyah (Turki Usmani).
Setelah Kerajaan Saudi Arabia berdiri, perawatan berjalan semakin
baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma.
Kerajaan Saudi, melalui KementrianPertanian, mengelola hasil kebun wakaf Usman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.

Rekening atas nama Usman tersebut dipegang oleh Kementerian
Wakaf. Dengan begitu 'kekayaan' Usman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi.
Di atas tanah tersebut, saat ini tengah dibangun sebuah hotel berbintang lima dengan dana masih dari 'rekening' Usman.
Pembangunan hotel tersebut kini sudah masuk tahap akhir. Rencananya, hotel 'Usman bin Affan' tersebut akan disewakan kepada sebuah perusahaan pengelola hotel ternama.

Melalui kontrak sewa ini, income tahunan yang diperkirakan akan
diraih mencapai lebih 50 juta Riyal (lebih Rp. 150 M). Pengelolaan
penghasilan tersebut akan tetap sama. Separuhnya dibagikan
kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi
disimpan di 'rekening' Usman bin Affan.
Uniknya, tanah yang digunakan untuk membangun hotel tersebut
tercatat pada Dinas Tata Kota Madinah atas nama Usman bin Affan.
----------------------
itulah 'transaksi' Sahabat Rasulullah yaitu Usman bin Affan dengan Allah. Sebuah perdagangan di jalan Allah dan untuk Allah telah berlangsung selama lebih 1400 tahun.
Berapa 'keuntungan' pahala yang terus mengalir deras kedalam pundi-pundi kebaikan Usman bin Affan di sisi Allah Swt.

Saudaraku... hikmah lain dari kisah diatas betapa disiplinnya pihak
pengelola wakaf pemerintah Arab saudi, tidak merubah wakaf seseorang meskipun pewakaf sudah meninggal ribuan tahun sebelumnya, bahkan hasil dari tanah wakaf tersebutpun tetap digunakan sesuai peruntukannya dan tetap atas nama pewakaf.
Subhanalloh.


Kisah Bersedekah Ali bin Abi Thalib

Banyak orang yang bersedekah, tapi beranikah bersedekah dengan nominal yang lebih besar ? 
Pertanyaan ini yang sulit dijawab. Tapi kita perlu belajar juga dari kisah orang-orang yang berani bersedekah dengan nominal yang lebih besar. Salah satunya adalah Ali bin Abi Thalib. Ia memiliki kisah yang menakjubkan saat bersedekah.

Kisah sedekah Ali bin Abi Thalib ini bisa dibaca di dalam kitab al-Mawaaidz al-Ushfuuriyyah. Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad yang mendapat cerita dari ayahnya yang mendengar dari kakeknya mengenai perilaku Ali.

Suatu hari setelah pulang dari rumah Rasulullah, Ali melihat Fatimah sedang berdiri di teras rumah.

“Hai isteriku, apakah ada makanan hari ini untuk suamimu?” tanya Ali.

“Demi Allah, aku tak memiliki apa-apa kecuali uang enam dirham, hasil upah memintal bulu-bulu domba milik Salman al-Farisi. Dan aku berencana ingin membelikan makanan untuk Hasan dan Husain.”

“Biar aku saja yang membelikannya. Berikan uangnya kepadaku!”

Fatimah pun memberikan uang tersebut.

Ali pun bergegas pergi membeli makanan untuk kedua anaknya. Di tengah jalan, ia ketemu dengan seorang laki-laki yang berkata, “Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan Yang Selalu Menepati Janji.”

Ali pun memberikan uang enam dirham tersebut kepadanya. Kemudian pulang ke rumahnya dengan tangan kosong. Fatimah yang melihat Ali pulang dengan tangan hampa langsung menangis.

“Mengapa kamu menangis?”

“Kenapa kamu pulang tanpa membawa sesuatu? Ke mana uang yang enam dirham tadi?”

“Isteriku yang mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah.”

Mendengar jawaban Ali, Fatimah berhenti menangis dan gembira. “Sungguh! Aku mendukung tindakannmu!”

Lalu Ali pun keluar rumah karena ingin bertemu Rasulullah SAW. Di tengah jalan, ia disapa seorang laki-laki, “Hai Abu Hasan, maukah kau beli untaku?”

“Aku tak punya uang,” kata Ali

“Bayarnya belakangan saja.”

“Berapa?”

“Seratus dirham.”

“Baik. Kalau begitu aku beli.”

Setelah diberikan untanya kepada Ali, dan Ali pun ingin kembali pulang meletakkan untanya di sekitar ruamhnya. Di tengah perjalanan, ia disapa seorang laki-laki.

“Hai Abu Hasan, apakah unta tersebut akan kau jual?”

“Ya.”

“Berapa?”

“Tiga ratus dirham.”

“Ya, aku beli.”

Lalu orang tersebut membayarnya dengan kontan 300 dirham dan mengambil unta tersebut.

Ali pun bergegas pulang ke rumahnya. Fatima tersenyum melihat wajah Ali yang sumringah.

“Kelihatan begitu gembira, apa yang terjadi, suamiku?”

“Isteriku yang mulia, kubeli unta dengan bayar tempo seharga 100 dirham. Lalu kujual lagi 300 dirham dengan kontan.”

“Aku setuju.”

Setelah berdialog di rumahnya, Ali pamit kepada Fatimah mau menemui Rasulullah SAW di mesjid. Ketika masuk masjid, Nabi SAW tersenyum melihatnya.

“Hai Abu Hasan! Akan kau yang lebih dahulu cerita ataukah aku terlebih dahulu?”

“Anda saja yang cerita, ya Rasul,” jawab Ali.

“Tahukah kamu siapa yang menjual unta kepadamu dan siapa yang membelinya kembali?”

“Tidak. Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

“Berbahagialah Ali. Kamu telah meminjamkan enam dirham kepada Allah. Dan Allah memberimu 300 dirham. Tiap satu dirham mendapat ganti 50 dirham. Yang pertama datang kepadamu adalah Jibril dan yang terakhir datang adalah Mikail.”

Allahumma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad.



HIKMAH JUMLAH ROKA'AT DALAM SHOLAT FARDHU

( kitab sulamul munajat : 18 - karya Syeikh Nawawi Al-bantani )

وحكمة عدد ركعات الصلوات الخمس الشكر علي النعم التي في الحواس الخمس وستر الخطايا منها .
وذلك ان ركعات الصبح ثنتان لان اللمس يدرك النعومة والخشونة فالركعتان للشكر عليهما ولستر الخطايا منهما.
وان ركعات الظهر اربع لان الشم يدرك المشموم من اربع جهات فذلك للشكر علي ذلك ولستر خطاياه.
وان ركعات العصر اربع لان السمع يدرك المسموع من اربع جهات فذلك للشكر علي ذلك ولستر خطاياه.
وان ركعات المغرب ثلاث لان المبصرات من ثلاث جهات أمام ويمين وشمال ولايدرك من وراء فذلك للشكر علي ذلك ولستر خطاياه.
وان ركعات العشاء أربع لان الذوق يدرك أربعة اشياء البرودة والحرارة والمرارة والحلاوة فذلك للشكر علي ذلك ولستر خطاياه

Adapun hikmah jumlah roka'at sholat fardhu yang lima waktu adalah mensyukuri segala ni'mat yang berada pada panca indera.(mata dengan penglihatannya,
hidung dengan penciumannya,telinga dengan pendengarannya,lisan/lidah dengan perasanya,dan kulit dengan perabanya).

- Jumlah roka'at sholat shubuh adalah dua, karena rabaan bisa mengidentifikasi lembut dan kasar,Maka dua rokaat tadi menjadi tanda syukur atasnya dan menghapus dosa atasnya.

- Jumlah roka'at sholat zduhur adalah empat, karena penciuman bisa menemukan aroma dan bebauan dari empat penjuru,karenanya empat roka'at ini menjadi tanda syukur atasnya dan menjadi penghapus dosa atasnya.

- Jumlah roka'at sholat ashar adalah empat, karena pendengaran bisa menemukan/menangkap suara dari empat penjuru, karenanya empat roka'at ini menjadi tanda syukur atasnya dan menjadi penghapus dosa atasnya.

- Jumlah roka'at sholat maghrib adalah tiga,karena pandangan atau penglihatan hanya bisa menangkap objek dari tiga arah,yaitu : dari arah depan, arah kanan dan arah kiri,dan tidak bisa menangkap objek dari arah belakang. karenanya tiga roka'at ini menjadi tanda syukur atasnya dan menjadi penghapus dosa atasnya.

- Dan jumlah roka'at sholat isya adalah empat, karena mencicipi/merasa bisa mengidentifikasi empat perkara : dingin.panas,pahit dan manis. karenanya empat roka'at ini menjadi tanda syukur atasnya dan menjadi penghapus dosa atasnya.

wallahu a'lam

Sholawat Pada Hari Jumat

وأبو نعيم: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ يَوْمَ الجُمُعَةِ مائَةَ مَرَّةً جَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَمَعَهُ نُور لَوْ قُسِمَ ذلك النُّورُ بَيْنَ الخَلْقِ كُلِّهمْ لَوَسَعَهُمْ

Nabi Muhammad saww. bersabda: Man sholla 'alayya yaumal jum'ati mi-atan marrotin jaa'a yaumal qiyaamati wa ma'ahu nuurun lau qusima dzalikan nuuru bainal kholqi kullihim lawasa'ahum.I

Artinya: Barangsiapa yang membaca sholawat untukku pada hari Jum'at seratus kali, maka akan mendapat cahaya/nur pada hari qiamat, yang sekiranya nur itu di bagi pada semua makhluk, pasti akan cukup baginya. (HR. Abu Na'im, di dalam kitab Irsyadul 'Ibad Ila Sabilirrasyad - Asy Syeikh Zainuddin Al Malibariy)I

Penjelasan: Orang yang membaca sholawat pada hari Jum'at seratus kali maka ia akan mendapatkan cahaya/nur pada hari kiamat, Nabi Muhammad akan mengenali umat-umatnya dengan cahaya, orang yang banyak cahayanya nanti dihari qiamat maka dia akan dikenali Nabi Muhammad dan akan cepat mendapat syafa'at Nabi Muhammad saww. dan akan mudah melewati jembatan sirotol mustaqim, karena dengan nur tersebut dia akan bisa melewati jembatan sirotol mustaqim dengan cepat, sebab api neraka berkata, cepatlah engkau jalan karena cahayamu/nurmu akan dapat memadamkan diriku, sehingga dia akan melewati jembatan sirotol mustaqim tersebut dengan selamat. @shulfialaydrus

"Sikap buruk merusak perbuatan baik, seperti cuka merusak madu"

 
Free Web Hosting | Top Web Hosting | Great HTML Templates from easytemplates.com.